Kinerja Ekspor Jakarta Semakin Optimis
By PPKUKM DKI Jakarta | 4 Mei 2023
Di tengah perekonomian global yang masih belum menentu, ekspor Jakarta masih mampu memberikan kontribusi yang positif pada perekonomian Jakarta. Hal ini dikarenakan per Maret 2023 nilai ekspor Jakarta tumbuh sebesar 7,04% dari bulan sebelumnya (month to month).
Sejalan dengan pertumbuhan ekspor month-to-month, ekspor secara year-on-year juga menunjukkan peningkatan yang positif. Ekspor pada bulan Maret 2023 mengalami kenaikan sebesar 0,59% dibandingkan dengan bulan Maret 2022.
Penyebab utama peningkatan ekspor yang terjadi baik secara month-to-month maupun year-on-year yaitu oleh adanya kenaikan pada ekspor komoditas olahan dari tepung, peningkatan komoditas olahan dari tepung ini didominasi oleh negara tujuan ekspor negara Malaysia.
Perkembangan Ekspor Month-to-Month
Pada bulan Maret 2023 ekspor Jakarta tercatat sebesar 986,06 Juta US Dollar, angka ini mengalami kenaikan dibandingkan pada Februari 2023. Kenaikan ekspor pada Maret 2023 ini didorong oleh peningkatan ekspor migas sebesar 56,27% dan ekspor non migas sebesar 6,97%.
Kenaikan pada sektor non migas terjadi pada semua sektor penopangnya, dengan kenaikan tertinggi ada pada sektor industri pengolahan sebesar 7,08%. Sektor pertambangan dan lainnya mengalami kenaikan paling tinggi sebesar 9,50%, dan untuk sektor pertanian mengalami kenaikan sebesar 4,60%.
Jika dilihat berdasarkan komoditas, tujuh komoditas utama mengalami kenaikan dibandingkan Februari 2023. Ke tujuh komoditas tersebut yaitu kelompok komoditas olahan dari tepung naik sebesar 110,45% dengan nilai 24,08 juta US Dollar; produk kimia naik sebesar 32,60% dengan nilai 39,28 juta US Dollar; logam mulia dan perhiasan/permata naik sebesar 21,95% dengan nilai 101,92%; sabun preparat pembersih naik sebesar 21,62% dengan nilai 30,24 juta US Dollar; mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya naik sebesar 19,65% dengan nilai 95,36 juta US Dollar; pakaian dan aksesorisnya (bukan rajutan) naik sebesar 8,89% dengan nilai 23,53 juta US Dollar, serta kendaraan dan bagiannya naik sebesar 5,25% dengan nilai 249,78 juta US Dollar.
Komoditas yang memiliki kontribusi besar terhadap kenaikan pada kelompok olahan dari tepung yaitu komoditas makanan bayi yang memiliki andil sebesar 43,18% dan komoditas ini naik 3 kali lipat (352,45%) dibandingkan Februari 2023. Kontribusi selanjutnya yaitu dari komoditas macaroni, mie, dan produk sejenisnya yang mengalami kenaikkan sebesar 69,92%. Kenaikan tertinggi berikutnya yaitu dari kelompok produk kima, dengan kontribusi tertinggi (68,16%) ada pada komoditas kimia dasar organik yang bersumber dari hasil pertanian yang mengalami kenaikan sebesar 21,23 dibandingkan Februari 2023.
Sementara itu, terdapat tiga kelompok komoditas utama yang mengalami penurunan nilai ekspor dibandingkan pada Februari 2023. Penurunan terbesar ada pada komoditas kelompok lemak dan minyak hewani/nabati sebesar -13,58% dengan nilai 53,31 juta US Dollar. Komoditas utama penyebab turunnya ekspor pada kelompok ini yaitu turunnya ekspor minyak sawit sebesar -13,58% dan minyak makan dan lemak nabati dan hewani lainnya sebesar -83,26%. Kelompok komoditas utama lain yang juga mengalami penurunan, yaitu kelompok ikan, krustasea, dan moluska -4,11% dengan nilai 83,83 juta US Dollar, dan mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya -2,28% dengan nilai 44,00 juta US Dollar.
Jika dilihat berdasarkan negara tujuan ekspor, terdapat 6 dari 10 negara tujuan utama yang meningkat. Kenaikan ekspor tertinggi ke negara Hongkong (36,12%), kemudian Jepang (24,53%), Singapura (11,75%), Vietnam (9,42%), Malaysia (4,69%), dan Amerika Serikat (1,56%). Sementara itu, terdapat 4 dari 6 negara utama yang mengalami penurunan. Penurunan terdalam terdapat pada ekspor ke negara Filipina sebesar -3,77%, kemudian Thailand sebesar -3,45%, Tiongkok sebesar -3,32%, dan India sebesar -1,17%.
Perkembangan Ekspor Year-on-Year
Sejalan dengan ekspor month-to-month, pada Maret 2023 terjadi kenaikan nilai ekspor sebesar 0,59% jika dibandingkan dengan bulan Maret 2022 (year-on-year). Kenaikan ini didorong oleh adanya kenaikan pada nilai ekspor dari tujuh komoditas utama. Komoditas tertinggi ada pada komoditas olahan dari tepung dengan kenaikan sebesar 53,59%. Enam komoditas utama lainnya yang naik secara year-on-year yaitu mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (30,34%); berbagai produk kimia (28,12%); lemak dan minyak hewani/nabati (18,36%); mesin dan perlengkapan elektronik serta bagiannya (14,96%); sabun dan preparat (9,38%); dan ikan, krustasea, dan moluska (2,99%).
Selain itu terdapat tiga komoditas utama yang mengalami penurunan nilai ekspor, dengan penurunan terdalam terjadi pada komoditas pakaian dan aksesorisnya (bukan rajut) yang sebesar -19,70%. Disusul komoditas logam mulia dan perhiasan/permata -16,37%, serta kendaraan dan bagiannya turun sebesar -7,07%.
Jika dilihat berdasarkan negara tujuan utama ekspor, secara year-on-year, terjadi kenaikan ekspor pada empat negara tujuan utama. India menjadi negara dengan peningkatan tertinggi sebesar 68,50%, disusul Tiongkok sebesar 29,50%, Jepang sebesar 14,88% dan Malaysia sebesar 5,45%. Disaat yang bersamaan, terjadi penurunan pada enam negara tujuan utama ekspor, dengan Vietnam menjadi negara dengan penurunan terdalam sebesar -16,26%, diikuti Hongkong sebesar -14,95%, Singapura sebesar -11,92%, Amerika Serikat sebesar -8,13%, Filipina sebesar -3,37%, dan Thailand sebesar -0,87%.