Sempat Melambat, Ekspor DKI Jakarta Kembali Meningkat
By PPKUKM DKI Jakarta | 5 April 2023
Di tengah perekonomian global yang masih tidak menentu, ekspor Jakarta masih mampu tumbuh positif. Pada Februari 2023 ekspor naik 0,75%, naiknya ekspor pada Februari ini merupakan pola musiman yang biasa terjadi setiap awal tahun. Dimana pada Januari ekspor agak sedikit melambat akibat adanya libur tahun baru dan akan kembali meningkat pada bulan berikutnya.
Berdasarkan month-to-month, nilai ekspor Jakarta tercatat US$ 921,19 juta terjadi kenaikan dibandingkan bulan sebelumnya. Dilihat dari sisi komoditas peningkatan terbesar ekspor pada bulan ini terjadi pada komoditas ampas dan sisa industri makanan 104,10% tingginya kenaikan dipicu meningkatnya produk serelia 85,94% yang memiliki share 51,26% terhadap total komoditas ini. Kenaikan ekspor komoditas ini tercatat paling tinggi ke Tiongkok mencapai 81,61%. Kenaikan juga diikuti pada komoditas pakaian dan aksesorinya (rajutan) (52,41%); lemak dan minyak hewani/nabati (22,07%); ikan, krustasea, dan moluska (9,04%); logam mulia dan perhiasan/ permata (5,86 persen); dan sabun dan preparat pembersih (1,67 persen).
Dilihat dari negara tujuan utama ekspor month-to-month, empat dari sepuluh negara tujuan utama ekspor mengalami kenaikan. Negara yang mengalami peningkatan terbesar ekspor yaitu Hongkong (105,99%) diikuti Tiongkok (28,00%); Malaysia (24,84%); dan Amerika Serikat (8,31%). Sementara enam negara utama lainnya yang mengalami penurunan nilai ekspor adalah Thailand turun (21,38%), diikuti Filipina turun (10,00%), India turun (6,37%), Jepang turun (5,69%), Singapura turun (2,84%) dan Vietnam turun (2,38%). Penurunan nilai ekspor terbesar yang terjadi ke Thailand disebabkan turunnya komoditas logam mulia dan perhiasan/permata sebesar 57,74%. Meningkatnya ekspor pada Februari 2023 disebabkan adanya peningkatan permintaan ekspor pada komoditas ampas dan sisa industri makanan, pakaian dan aksesoris nya (rajutan), dan lemak dan minyak hewani/ nabati. Permintaan komoditas ampas dan sisa industri makanan tertinggi berasal dari negara Tiongkok.
Sementara secara year-on-year kinerja ekspor menunjukkan arah yang berbeda, terjadi penurunan 3,11% dengan bulan yang sama dari tahun sebelumnya. Turunnya nilai ekspor ini dikarenakan nilai impor logam mulia dan perhiasan/permata turun (32,10 persen). Komoditas lain yang juga mengalami penurunan nilai ekspor yaitu pakaian dan aksesorisnya (rajutan) turun (26,98 persen); kendaraan dan bagiannya turun (11,00 persen), berbagai produk kimia turun (10,52 persen), dan lemak dan minyak hewani/nabati turun (2,74 persen).
Sumber: https://jakarta.bps.go.id/pressrelease/2023/04/03/1035/sempat-melambat--ekspor-kembali-meningkat.html