Infografis

Infografis

Inflasi Jakarta Merangkak Naik Pada Februari 2023

By PPKUKM DKI Jakarta | 1 Maret 2023

Inflasi tahunan (year on year) di Jakarta terpantau kembali merangkak naik, seiring dengan naiknya harga sejumlah komoditas terutama terjadi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau. Salah satu faktor penyebabnya adalah keterbatasan pasokan hingga naiknya biaya produksi. Sepanjang Februari 2023, inflasi tahun ke tahun (year on year) tercatat sebesar 4,07 persen, meningkat 0,24 persen poin apabila dibandingkan dengan bulan Januari 2023. Penyebab utama dari terjadinya inflasi di Jakarta disebabkan karena terjadi kenaikan harga komoditas bensin (0.965 persen), kontrak rumah (0,264 persen), dan bahan bakar rumah tangga (0,253 persen).

Secara month to month  inflasi Jakarta sebesar 0,19 persen, lebih tinggi 0,10 persen jika dibandingkan dengan bulan Januari 2023. Pemicu inflasi bulan ini dipicu oleh kenaikan harga 3 komoditas, antara lain harga beras sebesar 0,074 persen, rokok kretek filter sebesar 0,052 persen, dan bawang merah sebesar 0,049 persen.

Jika dilihat secara nasional, Jakarta menempati urutan ke 89 dari 90 kota yang mengalami inflasi. Kondisi menggambarkan bahwa Jakarta menjadi kota dengan angka inflasi terendah kedua setelah kota Waingapu Nusa Tenggara Timur. Hal ini menunjuukan juga bahawa inflasi yang terjadi di Jakarta relatif jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan kota-kota lain.

Inflasi Jakarta pada dua bulan pertama tahun 2023 saat ini tertinggi jika dibandingkan dengan periode yang sama dalam lima tahun terakhir. Pada awal tahun 2023, inflasi tahunan year on year di Jakarta berada pada angka 3,83 persen,  angka ini lebih  tinggi dibandingkan dengan Januari 20233 dan 2021, bahkan cukup jauh diatas tingkat inflasi sebelum terjadinya pandemi Covid-19 pada Januari 2019 dan juga 2020. Pada bulan Februari angka inflasi Jakarta merambat naik kembali menjadi 4,07 persen, yang dimana kondisi ini juga tertinggi apabila dibandingkan dengan bulan Februari lima tahun terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa fluktuasi harga pada tahun 2023 telah kembali pulih dari dampak pandemi.

Pada Februari 2023 Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat naik 4,40 poin jika dibandingkan dengan Februari 2022, yaitu dari 108,02 pada Februari tahun 2022 menjadi 112,42 pada Februari tahun 2023. Peningkatan indeks harga tersebut terjadi hampir pada seluruh kelompok pengeluaran , dari sebelas kelompok pengeluaran sembilan diantaranya mengalami kenaikan indeks harga, sedangkan dua lainnya mengalami penurunan indeks harga. Peningkatan indeks harga tertinggi terjadi pada kelompok transportasi dari 102,69 menjadi 114,85 atau terjadi inflasi 11,84 persen. Untuk peningkatan indek terendah terjadi pada kelompok pendidikan, yakni dari 107,59 menjadi 109,03 atau terjadi inflasi 1,34 persen. Kelompok yang mengalami penurunan indeks harga yaitu kelompok pakaian dan alas kaki, dan kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan.

Kelompok pemberi kontribusi tertinggi pada inflasi year on year Februari 2023 adalah kelompok transportasi disusul dengan kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Kedua kelompok tersebut masing-masing memberikan sumbangan inflasi lebih dari 1 persen. Kelompok transportasi memiliki bobot yang cukup tinggi dalam perhitungan inflasi, mengingat penggunaannya yang sangat penting dalam menunjang aktivitas masyarakat sehari-hari. Demikian pula kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mencakup kebutuhan pokok masyarakat juga memiliki bobot yang tinggi. Oleh karena itu, kenaikan harga komoditas pada dua kelompok tersebut kerap memberikan andil inflasi tinggi.

Sumber: https://jakarta.bps.go.id/pressrelease/2023/03/01/1023/inflasi-jakarta-merangkak-naik-pada-februari-2023.html