Impor Jakarta Positif Menjelang Akhir Tahun 2022
By PPKUKM DKI Jakarta | 4 Januari 2023
Pada November 2022 nilai impor Jakarta mencapai US$ 6.988,13 juta. Angka ini naik 9,29% bila dibandingkan bulan sebelumnya. Kenaikan pada periode ini dipengaruhi oleh pertumbuhan impor sektor nonmigas sebesar 9,89%. Kendatipun impor sektor migas mengalami penurunan tipis sebesar 6,35%, tetapi andil yang kecil (3,19%) pada sector ini tidak mempengaruhi pertumbuhan total impor jakarta pada periode ini yang tetap menunjukkan pertumbuhan yang positif.
Pada periode ini sepuluh komoditas impor utama Jakarta berasal dari sektor nonmigas dengan andil sebesar 66,99%, dimana mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya masih menempati posisi pertama sebagai komoditas impor utama Jakarta. Komoditas impor utama yang mengalami kenaikan tertinggi dibandingkan bulan sebelumnya adalah mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (23,93%), besi dan baja (23,92%) dan mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (23,34%).
Selanjutnya bila ditinjau dari negara asal impor, Tiongkok menempati posisi pertama sebagai negara asal impor utama. Mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya merupakan produk impor andalan asal Tiongkok. Selanjutnya, Pertumbuhan impor pada periode ini disumbang oleh impor produk dari Tiongkok, Amerika Serikat, dan Singapura dengan kenaikan masing-masing sebesar 21,21%, 16,58%, dan 16,06%.
Pada periode year-on-year impor Jakarta kembali mengalami peningkatan sebesar 9,74%. Kenaikan impor sektor migas (55,60%) dan nonmigas (8,68%) mempengaruhi pertumbuhan impor yearon-year Jakarta pada periode ini.
Tinjauan berdasarkan komoditas, kenaikan pada sepuluh komoditas utama sebesar 12,52% memicu kenaikan impor year-on-year pada periode ini. Peningkatan tertinggi terjadi pada komoditas susu, mentega, dan telur (65,54%).
Selanjutnya, tinjauan terhadap negara asal impor menunjukkan, pada periode ini pertumbuhan impor year-on-year didorong oleh meningkatnya nilai impor dari sepuluh negara impor utama sebesar 9,12% secara total, dimana produk dari Australia yang menyumbang kenaikan tertinggi sebesar 47,17%.
Tinjauan berdasarkan klasifikasi golongan penggunaan barang impor (BEC), menunjukkan kelompok barang konsumsi mengalami penurunan tipis sebesar 0,57%. Namun, penurunan tersebut diimbangi dengan kenaikan nilai impor yang signifikan pada kelompok barang modal (16,12%) dan bahan baku/penolong (9,06%). Kenaikan pada kelompok barang modal dan bahan baku/penolong masih mengindikasikan sinyal positif telah bergeraknya perekonomian Jakarta dalam menciptakan nilai tambah untuk pemenuhan kebutuhan domestik maupun ekspor.
Sumber: https://jakarta.bps.go.id/pressrelease/2023/01/02/1019/impor-jakarta-tumbuh-positif--jelang-tutup-tahun-.html