Kenaikan Tipis Ekspor DKI Jakarta Bulan November Tahun 2022 Ditengah Menurunnya Pertumbuhan Ekonomi Di Beberapa Negara Tujua Utama Ekspor DKI Jakarta
By PPKUKM DKI Jakarta | 3 Januari 2023
Pada bulan November 2022 ekspor Jakarta mengalami kenaikan tipis, meskipun di tengah penurunan pertumbuhan ekonomi di beberapa negara tujuan utama ekspor Jakarta, terutama Amerika Serikat dan Tiongkok. Ekspor mengalami kenaikan sebesar 0,23 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Ekspor November 2022 sebesar 991,21 Juta US Dollar. Komoditas yang menjadi pemicu kenaikan ekspor tersebut antara lain adalah mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya, logam mulia dan perhiasan/permata; mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya; ikan, krustasea, dan moluska; ampas dan sisa industri makanan; sabun dan preparat pembersih; dan pakaian dan aksesorisnya
Lain halnya dengan pertumbuhan ekpor month-to-month, ekspor secara year-on-year menunjukkan penurunan. Ekspor bulan November 2022 jika dibandingkan dengan bulan yang sama di tahun sebelumnya turun 4,41 persen.
- Perkembangan Ekspor Month-to-Month
Pada November 2022 ekspor Jakarta sebesar 991,21 Juta US Dollar, naik sebanyak 0,23 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Disrupsi ppasokan yang meningkat akibat melambatnya ekonomi global bertahan tinggi. Kondisi ini menjadi salah satu penyebab ekspor bulan ini tumbuh positif.
Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya ekspor non migas. Ekspor non migas naik tipis 0,24 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Sektor pertambangan dan lainnya, dan sektor industri pengolahan yang merupakan dua sektor penopang non migas masing-masing mengalami kenaikan sebesar 27,65 persen dan 1,03 persen. Satu sektor lainnya, yaotu sektor pertanian terkontraksi cukup dalam (minus 21,11 persen) yang mengakibatkan lambatnya laju kenaikan ekspor nonmigas. Berbeda dengan sektor non migas, sektor migas terkontraksi minus 4,95 persen.
Ditinjau dari sisi komoditas , tujuh komoditas utama meningkat nilai ekspornya dibandingkan dengan bulan lalu. Tujuh kelompok komoditas tersebut antara lain, Mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (18,13 persen), Logam Mulia dan Perhiasan/permata (16,66 persen), mesin dan perlengkapan Elektrik serta bagiannya (15,28 persen), Ikan krustasea, dan moluska (12,30 persen), ampas dan sisa industri makanan (11,92 persen), sabun dan preparat pembersih (7.05 persen), dan pakaian dan aksesorisnya [rajutan] (93,00 persen).
Sementara itu, ekspor tiga komoditas utama lainnya mengalami penurunan. Komoditas lemak dan minyak hewani/nabati terkontraksi paling dalam (minus 34,09 persen) dengan nilai 58,47 juta US Dollar. Komoditas utama lain yang juga turun nilai ekspornya, yaitu berbagai produk kimia (minus 9,84 persen) dengan nilai 32,97 Juta, dan kendaraan dan bagiannya (minus 4,27 persen).
Sejalan dengan ekspor berdasarkan komoditas, sebagian besar ekspor ke negara tujuan utama juga meningkat, dari sepuluh negara tujuan utama, enam negara diantaranya terjadi peningkatan. Peningkatan ekspor tertinggi ke negara Thailand (46,18 persen) kemudian Vietnam (22,38 persen), Singapura (14,63 persen), jepang (11,87 persen), Malaysia (3,55 persen), dan Amerika Serikat (2,97 persen). Peningkatan Ekspor ke Thailand pada November 2022 disebabkan karena naiknya permintaan ekspor komoditas kendaraan dan bagiannya sebesar 91,44 persen.
Sementara itu ekspor ke empat negara utaa lainnya terjadi penurunan. Komoditi ekspor utama ke China yaitu lemak dan minyak hewani/nabati, berbagai produk kimia, serta ampas dan sisa industry makanan terjadi penurunan masing-masing minus 42,35 persen, kinus 16,61 persen dan minus 7,20 persen, menyebabkan China terkontraksi paling dalam (minus 17,20 persen). Negara berikutnya Hong Kong sebesar (minus 13,52 persen). Ini disebabkan turunnya ekspor logam mulia dan perhiasan/permata (minus 13,47 persen) yang merupakan komoditas ekspor terbesar negara ini.
- Perkembangan Ekspor Year-on-Year
Berbeda dengan ekspor month to month, jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya, ekspor pada November 2022 mengalami penurunan (minus 4,41 persen). Penurunan ekpor kali ini disebabkan oleh menurunnya nilai ekspor empat komoditas utama. Turunnya permintaan impor komoditas bebagai produk kimia dari beberapa negara, seperti Korea (minus 87,97 persen), Thailand (minus 64,25 persen), Tiongkok (minus 40,89 persen), dan India (minus 32,42 persen) menjadikan komoditas ini terkontraksi paling dalam sebesar (minus 38,04 persen). Tiga komoditas utama lain yang juga turun nlainya secara year-on-year yaitu pakaiaan dan aksesorisnya (rajutan) (minus 26,18 persen), lemak dan minyakhewani/nabari (minus 14,74 persen), dan ikan krustasea, dan moluska (minus 7,08 persen)
Enam komoditas utama naik nilai ekspornya. Komoditas ampas dan sisa industry makanan menjadi komoditas dengan kenaikan tertinggi (61,56 persen). Diikuti komoditas sabun dan preparat pembersih (20,57 persen), mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (15,48 persen), logam mulia dan perhiasan/permata (6,17 persen), mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (1,86 persen), dan kendaraan dan bagiannya (0,76 persen).
Berdasarkan negara tujuan utama ekspor, secara year-on-year, terjadi kenaikan ekspor pada enam negara tujuan utama. Thailand menjadi negara kenaikan ekspor tertinggi (51,38 persen) yang disebabkan karena kenaikan tajam permintaan impor mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya, logam mulia dan perhiasan/permata menjadi penyebab utamanya. Lima negara utama lainnya yang juga mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu Malaysia, Vietnam, Jepang, Taiwan, Filipina. Di saat yang sama, terjadi penurunan ekspor pada empat negara tujuan utama ekspor, dimana Hongkong terkontraksi palingdalam (minus 36,39).
Sumber:https://jakarta.bps.go.id/pressrelease/2023/01/02/1018/ekspor-naik-tipis-di-tengah-ketidakpastian-pasar-global.html