Perekonomian Jakarta Masih Mengalami Pertumbuhan
By PPKUKM DKI Jakarta | 7 November 2022
Pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta selama triwulan III-2022 tumbuh 5,94% bila dibandingkan triwulan III-2021. Seluruh komponen pengeluaran pada triwulan ini tumbuh positif kecuali Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PKP). PKRT sebagai komponen dengan kontribusi terbesar tumbuh 7,75%. Peningkatan ini didorong oleh peningkatan konsumsi pada kelompok transportasi dan komunikasi; dan restoran dan hotel. Pertumbuhan tersebut diantaranya terindikasi dari meningkatnya impor barang konsumsi, penjualan kendaraan bermotor; dan meningkatnya jumlah penumpang pada seluruh moda transportasi.
Komponen dengan pertumbuhan tertinggi kedua adalah PKLNPRT. Komponen ini tumbuh 6,25% yang didorong oleh peningkatan aktivitas partai politik menjelang pesta demokrasi 2024. Setelah itu, diikuti oleh komponen PMTB yang tumbuh 6,43%. Pertumbuhan ini antara lain tercermin dari peningkatan output konstruksi, impor barang modal, realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).
Pada triwulan III-2022, hampir semua lapangan usaha tumbuh positif. Peningkatan aktivitas dan mobilitas masyarakat mendorong perekonomian di Jakarta terus tumbuh.
Dibandingkan dengan triwulan III-2021, kinerja lapangan usaha Jasa Lainnya menunjukkan pertumbuhan tertinggi, yakni 18,38%. Hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah pengunjung tempat wisata dan taman hiburan serta jumlah wisatawan mancanegara yang masuk Jakarta.
Lebih lanjut, lapangan usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum tumbuh sebesar 13,67%. Tingginya kinerja pada Penyediaan Akomodasi terlihat dari kenaikan rata-rata Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang. Peningkatan mobilitas masyarakat turut mendorong aktivitas makan secara dine-in sehingga turut menyumbang tumbuhnya lapangan usaha ini.
Lapangan usaha Transportasi dan Pergudangan tumbuh 11,82%. Peningkatan volume barang pada Angkutan Laut dan jumlah penumpang di hamper seluruh transportasi publik mendorong pertumbuhan pada lapangan usaha ini. Hal ini juga terlihat dari peningkatan jumlah kendaraan yang melewati jalan tol di Jakarta.
Meskipun demikian, masih terdapat beberapa lapangan usaha yang terkontraksi. Lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian terkontraksi 8,00%, Jasa Keuangan terkontraksi 0,99%, dan Pengadaan Listrik Gas terkontraksi 0,61%.
Triwulan III-2022 Terhadap Triwulan II 2022 (q-to-q)
Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan III-2022 tumbuh 0,39%. Di tengah gejolak kenaikan BBM sejak awal September, perekonomian Jakarta masih mampu tumbuh positif, meskipun sedikit melambat. Komponen PMTB tumbuh 5,59% setelah terkontraksi - 2,32% pada triwulan sebelumnya. Tumbuhnya komponen PMTB didorong oleh peningkatan investasi baik berupa bangunan maupun non-bangunan. Peningkatan impor barang modal dan belanja modal APBN juga mengindikasikan kenaikan komponen ini.
Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan tertinggi adalah Transportasi dan Pergudangan, sebesar 5,23%. Mobilitas masyarakat yang semakin meningkat menjadi pendorong tumbuhnya lapangan usaha ini. Hal ini juga tercermin dari kenaikan jumlah penumpang pada semua moda transportasi serta angkutan barang pada Angkutan Laut.
Kumulatif Triwulan III2022 terhadap Kumulatif Triwulan III-2021 (c-to-c)
Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Jakarta sampai dengan triwulan III-2022 tumbuh 5,40%. Pada periode ini hampir seluruh komponen tumbuh positif. Tiga komponen yang tumbuh paling tinggi adalah PKLNPRT, PMTB, dan PKRT. PKLNPRT tumbuh 6,25% yang didorong oleh peningkatan aktivitas partai politik menjelang tahun pemilu.
Secara kumulatif, Jasa Lainnya mencapai pertumbuhan tertinggi yakni 15,54%. Tingginya kinerja pada lapangan usaha ini didukung oleh peningkatan jumlah pengunjung tempat rekreasi dan hiburan.
Sumber: https://jakarta.bps.go.id/pressrelease/2022/11/07/995/ekonomi-jakarta-tumbuh-di-tengah-kenaikan-harga-komoditas.html