Jakarta Alami Pelandaian Nilai Impor
By PPKUKM DKI Jakarta | 2 November 2022
Nilai impor pada September 2022 mencapai US$ 6.517,2 juta bila dibandingkan dengan Agustus 2022. Meskipun impor migas mengalami kenaikan sebesar 60,0% bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, tetapi terjadi penurunan pada sektor nonmigas sebesar 15,7%. Secara kontribusi, sektor nonmigas mendominasi impor Jakarta (94,8% dari total impor), sehingga penurunannya sangat berpengaruh terhadap nilai impor Jakarta secara keseluruhan.
Tinjauan menurut komoditas menempatkan sepuluh komoditas impor utama berasal dari sector nonmigas dengan kontribusi 65,7% dari total impor Jakarta. Kesepuluh komoditas menunjukkan penurunan 11,1% secara total. Komoditas impor utama yang mengalami penurunan diantaranya adalah bahan kimia organik, susu, mentega, dan telur dan berbagai produk kimia.
Bila dilihat menurut negara asal, penurunan impor terbesar pada periode ini berasal dari Malaysia (- 23,6%). Namun demikian penurunan tersebut diimbangi dengan peningkatan nilai impor yang berasal dari negara asal impor utama lainnya yaitu, Singapura (23,2%).
Sementara itu, impor year-on-year kembali mengalami peningkatan pada periode ini sebesar 19,3%. Peningkatan ini disebabkan peningkatan pada seluruh komoditas termasuk sepuluh komoditas utama yang tumbuh 23,8% secara total. Peningkatan tertinggi terjadi pada komoditas bahan bakar mineral sebesar 322,2%.
Pada periode ini, Impor produk-produk dari Tiongkok mencapai sebesar US$ 2.314,7 juta, mendominasi impor Jakarta dengan andil sebesar 35,2%. Tinjauan terhadap negara asal impor utama menunjukkan bahwa pada periode ini pertumbuhan impor didorong oleh meningkatnya nilai impor dari seluruh negara impor, dengan penyumbang terbesar yakni Vietnam (83,2%), Singapura (57,1%), dan India (38,1%).
Pada penurunan impor month-to-month September 2022 menurut klasifikasi BEC disebabkan oleh penurunan pada nilai impor pada seluruh kelompok, yakni kelompok barang konsumsi (- 15,2%), kelompok bahan baku/penolong (- 14,7%), dan kelompok barang modal (- 9,3%).
Pada periode ini, penurunan impor barang modal utamanya didorong oleh penurunan nilai impor komoditas kereta api, trem dan bagiannya (- 69,4%), mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (- 27,2%), dan mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (- 5,5%).
Sementara itu, peningkatan positif pada periode year-on-year terjadi pada semua klasifikasi, dengan pertumbuhan tertinggi pada barang modal (35,4%), setelah itu diikuti oleh barang konsumsi (15,1%), dan bahan baku/penolong (15,0%). Hal ini menunjukkan bahwa permintaan domestik mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, seiring meningkatnya mobilitas dan aktivitas ekonomi masyarakat Jakarta.
Kenaikan pada impor kelompok barang modal dan bahan baku mengindikasikan peningkatan kinerja sektor-sektor riil, terutama sektor industri pengolahan dan konstruksi bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Sumber: https://jakarta.bps.go.id/pressrelease/2022/11/01/964/pertumbuhan-impor-melandai-di--september-2022.html