Impor Jakarta pada November 2021 Tertinggi Selama Wabah COVID-19
By PPKUKM DKI Jakarta | 4 Januari 2022
Penurunan kasus COVID-19 membawa dampak baik bagi pemulihan perekonomian Jakarta, salah satunya kinerja Impor di bulan November 2021. Pada bulan tersebut angka impor berhasil menembus angka US$ 6.4 milliar dan menjadi angka tertinggi selama pandemi. Kenaikan angka tersebut di dukung oleh kenaikan impor pada seluruh kelompok komoditas. Kelompok barang modal menjadi kelompok dengan kenaikan impor terbesar senilai 56,7%.
Nilai impor Jakarta berada di angka US$ 6,4 milliar dan mengalami pertumbuhan sebesar 16,5% dibandingkan bulan sebelumnya. Impor migas menyumbangkan kenaikan sebesar 73,9% dan non migas sebesar 15,7%.
Kelompok nonmigas masih mendominasi kelompok impor di Jakarta (97,8%) dengan komoditas utamanya adalah mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya.
Komoditas bahan bakar mineral (73,6%), mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (39,4%) dan bahan kimia organik (28,8%) menjadi komoditas dengan kenaikan tertinggi dibandingkan bulan sebelumnya.
Impor Jakarta jika dilihat berdasarkan negara asal di dominasi oleh negara Tiongkok (37,6% dari total impor), Jepang (14,5%), dan Thailand (9,1%). Untuk pertumbuhan impor month to month pada periode ini di dominasi oleh Republik Korea (51,1%), Tiongkok (27,8%), dan Amerika Serikat (26,8%).
Impor Jakarta jika dibandingkan dengan November 2020 (year-on-year) tumbuh 51,3% akibat pertumbuhan impor migas 246,7% dan nonmigas 49,4%. Hal ini menandakan pergerakan ekonomi domestik yang cenderung membaik. Jepang, Republik Korea, dan Thailand menjadi penyumbang terbesar kenaikan impor year-on-year.
Perkembangan Impor Berdasarkan Klasifikasi Golongan Penggunaan Barang Impor (BEC) November 2021
Impor barang modal (24,2%), bahan baku dan penolong (15,8%), dan barang konsumsi (7,2%) menjadi golongan penggunaan barang impor (BEC) yang mengalami peningkatan tertinggi di November 2021.
Peningkatan impor barang modal didorong oleh meningkatnya impor komoditas mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya sebesar 39,4%. Tiongkok, Jepang, dan Amerika Serikat menjadi penyumbang terbesar untuk komoditas ini. Untuk impor bahan baku dan penolong mengalami peningkatan yang disebabkan oleh meningkatnya impor migas (73,9%) dan nonmigas (14,4%) sehingga mendorong tumbuhnya impor month-to-month pada kelompok ini.
Impor barang konsumsi di dominasi oleh komoditas daging hewan, mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya, dan sayuran. Komoditas tersebut berasal dari Tiongkok, Jepang, dan Thailand.
Pertumbuhan nilai impor mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode yang sama pada bulan sebelumnya. Komoditas barang modal, bahan baku dan penolong, dan barang konsumsi menjadi komoditas dengan kenaikan tertinggi. Hal ini menguatkan pemulihan ekonomi Jakarta dari dampak pandemi dari tahun sebelumnya.
Sumber: https://jakarta.bps.go.id/pressrelease/2022/01/03/954/impor-jakarta-pada-november-2021-tertinggi-selama-pandemi.html