Infografis

Infografis

Perkembangan Ekspor dan Impor Provinsi DKI Jakarta November 2024

By PPKUKM DKI Jakarta | 5 Maret 2025

Perkembangan Ekspor dan Impor Provinsi DKI Jakarta November 2024

  1. Ekspor Migas dan Nonmigas

Ekspor Jakarta pada November 2024 mencapai 1.342,17 juta US Dollar. Ekspor Jakarta berhasil tumbuh 34,75 persen dibandingkan dengan November 2023. Namun demikian, dibandingkan dengan Oktober 2024 (month-to-month), ekspor Jakarta turun 7,01 persen. Jika dilihat berdasarkan sektor, sektor migas turun sebesar 38,28 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya. Penurunan ini juga diikuti oleh penurunan pada sektor nonmigas yang turun sebesar 6,92 persen.

Turunnya nilai ekspor nonmigas pada periode ini dipicu oleh ekspor industri pengolahan yang turun sebesar 8,02 persen, dimana sektor ini adalah penopang utama ekspor Jakarta dengan andil 95,59 persen dari total ekspor Jakarta, yang pergerakannya sangat berpengaruh terhadap pergerakan ekspor nasional. Sektor lainnya yang mengalami penurunan adalah sektor pertambangan dan lainnya sebesar 57,33 persen dibandingkan periode sebelumnya. Kendati demikian, sektor pertanian yang juga merupakan bagian dari sektor nonmigas, berhasil tumbuh 27,77 persen pada periode ini.

  1. Ekspor Menurut Negara Tujuan

Pada November ini, Ekspor ke Benua Asia mendominasi ekspor Jakarta yaitu mencapai 857,81 juta US Dollar dengan andil 63,91 persen. Ekspor ke Seluruh Benua mengalami penurunan pada periode ini, dengan penurunan terdalam adalah  ekspor ke Benua Australia sebesar 18,81 persen.

Total nilai ekspor ke sepuluh negara tujuan utama mencapai 925,67 juta US Dollar atau terkontraksi 6,02 persen dibandingkan Oktober 2024. Penurunan pada periode ini dipicu olleh penurunan ekspor ke lima negara utama, dengan penurunan terdalam ke Singapura sebesar 39,26 persen, kemudian disusul oleh Amerika Serikat 20,65 persen, dan Hongkong sebesar 12,24 persen. Jika berdasarkan negara ekspor utama, Tiongkok mendominasi ekspor Jakarta pada periode ini sebesar 192,77 Juta US Dollar. Ekspor ini didominasi oleh komoditas lemak dan minyak hewani/nabati sebesar 42,63 juta US Dollar, ikan, krustasea, dan moluska sebesar 42,07 juta US Dollar dan alas kaki sebesar 37,39 juta US Dollar.

Selanjutnya, Amerika Serikat menempati posisi kedua sebagai negara tujuan utama ekspor Jakarta dengan nilai ekspor mencapai 181,98 juta US Dollar. Ekspor ke Amerika Serikat utamanya adalah alas kaki dengan nilai 84,39 juta US Dollar, diikuti oleh pakaian dan aksesorinya (rajutan) sebesar 15,14 juta US Dollar dan serta pakaian dan aksesori (bukan rajutan) sebesar 15,11 juta US Dollar.

Negara Singapura menjadi negara tujuan ekspor terbesar ketiga dengan nilai mencapai 104,48 juta US Dollar. Komoditas utama yang diekspor ke Singapura yaitu logam mulia dan perhiasan/ permata dengan nilai 77,66 juta US Dollar, mesin dan peralatan mekanis sebesar 3,44 juta US Dollar dan alas kaki sebesar 3,01 juta US Dollar.

  1. Perkembangan Impor

Impor Jakarta pada November 2024 mencapai 6.972,60 juta US Dollar, turun sebesar 1,58 persen dibandingkan Oktober 2024. Turunnya nilai impor periode ini dipicu oleh penurunan impor Jakarta pada sektor migas maupun nonmigas. Penurunan nilai impor pada sektor migas sebesar 11,19 persen diikuti oleh penurunan sektor nonmigas sebesar 1,19 persen mempengaruhi turunnya impor Jakarta pada periode ini.

Bila ditinjau berdasarkan komoditas impor utama, sepuluh komoditi impor utama Jakarta memberikan andil 65,66 persen dari total impor Jakarta, dimana mesin dan peralatan mekanik serta bagiannya berada di posisi pertama sebagai komoditi impor utama Jakarta dengan andil 20,53 persen terhadap total impor Jakarta November 2024. Sepuluh komoditi impor utama secara total turun sebesar 2,06 persen. Penurunan nilai impor periode ini disebabkan oleh penurunan impor karet dan barang dari karet sebesar 19,55 persen, diikuti oleh penurunan impor bahan kimia organik sebesar 11,32 persen, dan bahan bakar mineral sebesar 11,04 persen.

Pada periode ini, impor dari benua Asia menyumbang 82,75 persen dari total impor ke Jakarta. Jika dilihat negara asal impor menunjukkan Tiongkok menempati posisi pertama sebagai negara asal importir utama dengan andil sebesar 41,32 persen, dengan produk impor utamanya adalah mesin dan peralatan mekanik dan bagiannya. Secara total, sepuluh negara asal impor utama turun sebesar 2,16 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Pada periode ini, Thailand menyumbang penurunan nilai impor tertinggi sebesar 17,36 persen, dimana kendaraan dan bagiannya, mesin da n peralatan mekanis serta bagiannya, dan plastik dan barang dari plastik menjadi penyumbang tingginya penurunan impor dari negara ini. Penurunan ini juga diikuti oleh turunnya nilai impor dari Republik Korea sebesar 13,65 persen, dan Malaysia sebesar 13,05 persen.

Impor tahunan Jakarta pada periode ini tumbuh sebesar 6,85 persen dibandingkan dengan November 2023. Tumbuhnya impor year-on-year pada periode ini terutama dipicu oleh meningkatnya nilai kinerja impor sektor migas sebesar 8,11 persen dan sektor nonmigas sebesar 6,81 persen.

Berdasarkan komoditas, penyumbang terbesar pertumbuhan impor year-on-year pada periode ini adalah barang dari besi dan baja sebesar 45,66 persen, yang utamanya berasal dari Tiongkok, Jepang, dan Thailand. Diikuti oleh peningkatan impor kendaraan dan bagiannya sebesar 13,59 persen, yang terutama berasal dari Tiongkok, Jepang, dan Thailand. Pada periode ini, meningkatnya nilai impor dari enam negara asal impor, menyebabkan tumbuhnya nilai impor total dari sepuluh negara asal impor utama sebesar 10,17 persen secara year-on-year. Dimana peningkatan nilai impor terbesar berasal dari Vietnam sebesar 56,65 persen, diikuti oleh Australia sebesar 33,97 persen, dan Tiongkok sebesar 20,87 persen.

Jika ditinjau secara kumulatif menunjukkan impor Jakarta pada periode ini tumbuh sebesar 0,46 persen dibandingkan dengan nilai impor periode Januari-November 2023. Tumbuhnya nilai impor bahan bakar mineral sebesar 44,91 persen menjadi penyumbang utama tumbuhnya nilai impor kumulatif pada periode ini.