Infografis

Infografis

Perkembangan Ekspor dan impor DKI Jakarta Juli 2024

By PPKUKM DKI Jakarta | 2 September 2024

Perkembangan Ekspor dan Impor Juli 2024

     A. Perkembangan Ekspor

Ekspor Jakarta pada Juli 2024 sebesar 1.165,02 US Dollar atau naik sebesar 6,89 persen dibandingkan Juni 2024. Namun jika dibandingkan dengan Juli 2023 (year-on-year) naik sebesar 30,01 persen. Kenaikan ekspor secara month to month disebabkan oleh naiknya sektor migas dan non migas. Ekspor migas naik sebesar 3,34 Juta US Dollar atau 47,35 persen, sementara ekspor nonmigas sebesar 1.161,68 Juta US Dollar atau naik 6,81 persen. Sektor nonmigas masih mendominasi ekspor Jakarta dengan andil 99,71 persen.

Naiknya ekspor migas akibat naiknya ekspor bahan bakar mineral. Sedangkan naiknya ekspor nonmigas disebabkan oleh naiknya ekspor industri pengolahan dan pertanian. Ekspor industri pengolahan merupakan sektor penopang utama ekspor Jakarta dengan andil 96,63 persen dan total ekspor 1.125,78 Juta US Dollar. Sektor ini naik 6,55 persen dari bulan sebelumnya. Kelompok komoditas utama pada industri pengolahan adalah kendaraan dan bagiannya dengan andil 20,50 persen. Selain itu, sektor pertanian naik 15.85 persen dari Juni 2024. Kelompok komoditas yang mengalami kenaikan terbesar adalah buah-buahan dan logam mulia dan perhiasan/permata dengan 101.30 persen dan 720,46 persen. Ikan, krustasea, dan moluska sebagai ekspor terbesar sektor pertanian dengan andil 35,24 persen terhadap sektor pertanian juga naik sebesar 9,44 persen menjadi 12,63 Juta US Dollar. Sementara itu, sektor pertambangan dan lainnya satu-satunya yang mengalami penurunan sebesar 53,21 persen secara month-to-month. Hal ini dipicu turunnya ekspor garam, belerang, batu, dan semen yang turun 65,12 persen.

Ekspor Juli 2024 mengalami kenaikan diseluruh benua, kecuali benua Amerika. Asia menjadi benua tujuan ekspor utama Juli 2024 dengan andil 71,05 persen atau sebesar 827,72 Juta US Dollar.  Ekspor ke Asia naik 7,01 persen dibanding bulan sebelumnya. Sementara itu, ekspor ke Australia merupakan yang terkecil pada Juli 2024 dengan 26,56 Juta US Dollar dengan andil 2,29 persen.

Total nilai ekspor ke sepuluh negara tujuan utama mencapai 779,96 Juta Dollar atau naik 1,57 persen dibanding Juni 2024. Dari sepuluh negara tujuan ekspor, delapan diantaranya mengalami kenaikan ekspor. Negara yang mengalami kenaikan terbesar adalah Jepang dengan nilai ekspor sebesar 57,63 Juta US Dollar atau naik 135,40 persen. Ekspor ke Jepang didominasi oleh kendaraan dan bagiannya serta logam mulia dan perhiasan atau permata. Sementara itu, ekspor ke Amerika serikat menjadi penurunan terdalam hingga mencapai 53,78 Juta atau turun 42,44 persen. Ikan, krustasea, dan moluska, serta pakaian dan aksesorinya (bukan rajutan) menjadi komoditas unggulan ekspor ke Amerika Serikat.

Ekspor Juli 2024 didominasi ke Tiongkok dengan 133,22 Juta US Dollar dan andil 11,44 persen. Nilai ini naik 14,95 persen dibanding bulan sebelumnya. Ekspor ke Tiongkok didominasi oleh komoditas lemak dan minyak hewani/nabati dengan andil 27,00 persen dari total ekspor ke Tiongkok atau 3,09 persen dari total ekspor Jakarta. Selain itu, ikan, krustasea, dan moluska juga menjadi kelompok komoditas dengan ekspor tertinggi ke Tiongkok dengan nilai 26,10 Juta US Dollar. Selanjutnya, Singapura menjadi negara tujuan utama ekspor kedua dengan nilai ekspor mencapai 101,23 Juta US Dollar atau turun 31,17 persen dibanding Juni 2024. Ekspor ke Singapura utamanya adalah logam mulia dan perhiasan/permata dengan nilai 65,67 Juta US Dollar dan andil 64,87 persen dari total ekspor ke Singapura.

B. Perkembangan Impor

Impor Jakarta pada Juli 2024 mencapai 7.251,29 Juta US Dollar, tertinggi sepanjang tahun 2024. Impor periode ini mengalami kenaikan sebesar 19,82 persen dibandingkan periode sebelumnya, kenaikan ini dipicu oleh peningkatan impor Jakarta pada sektor migas maupun nonmigas. Pertumbuhan impor month-to-month pada periode ini dipengaruhi oleh naiknya impor nonmigas sebesar sebesar 20,59 persen, diikuti oleh peningkatan impor migas sebesar 2,53 persen. Impor nonmigas masih mendominasi impor Jakarta sebesar 96,37 persen dari total impor Jakarta pada periode ini.

Dilihat berdasarkan komoditas impor utama, sepuluh komoditi impor utama Jakarta memberikan andil 65,01 persen dari total impor Jakarta, dimana mesin dan peralatan mekanik serta bagiannya masih menempati posisi pertama sebagai komoditi impor utama Jakarta dengan andil 20,12 persen terhadap total impor Jakarta Juli 2024. Sepuluh komoditi impor utama secara total tumbuh sebesar 19,46 persen. Pertumbuhan impor ini disebabkan oleh impor besi dan baja yang mengalami kenaikan sebesar 54,69 persen, diikuti oleh karet dan barang dari karet sebesar 46,34 persen, dan alumunium dan barang daripadanya sebesar 28,91 persen.

Pada periode ini, impor dari benua Asia menyumbang 82,78 persen dari total impor ke Jakarta. Tinjauan negara asal impor menunjukkan Tiongkok menempati posisi pertama sebagai negara asal importir utama dengan andil sebesar 41,08 persen, dimana produk impor utamanya adalah mesin dan peralatan mekanik dan bagiannya. Secara total, sepuluh negara asal impor utama tumbuh sebesar 21,38 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Pada periode ini, Malaysia menyumbang peningkatan impor month-to-month terbesar pada sepuluh negara impor utama sebesar 35,83 persen, dimana bahan bakar mineral, plastik dan barang dari plastik, dan berbagai produk kimia menjadi penyumbang tingginya kenaikan impor pada negara ini. Selanjutnya, kenaikan impor ini diikuti oleh Amerika Serikat sebesar 30,61 persen, dan Republik Korea sebesar 29,66 persen.

Impor tahunan Jakarta pada periode ini tumbuh sebesar 6,57 persen dibandingkan dengan Juli 2023. Tumbuhnya impor year-on-year pada periode ini terutama dipicu oleh meningkatnya nilai kinerja impor sektor migas sebesar 62,81 persen dan sektor nonmigas sebesar 5,20 persen. Berdasarkan komoditas, penyumbang terbesar pertumbuhan impor year-on-year pada periode ini adalah bahan bakar mineral sebesar 60,37 persen, yang utamanya berasal dari Singapura, Tiongkok, dan Thailand. Diikuti oleh peningkatan impor karet dan barang dari karet sebesar 59,99 persen, yang terutama berasal dari Tiongkok, Jepang, dan Thailand.

Pada periode ini, meningkatnya nilai impor dari lima negara asal impor, menyebabkan tumbuhnya nilai impor total dari sepuluh negara asal impor utama sebesar 8,06 persen secara year-on-year. Dimana peningkatan nilai impor terbesar berasal dari Tiongkok sebesar 29,18 persen, diikuti oleh Singapura sebesar 18,48 persen, dan Vietnam sebesar 18,43 persen.

Selanjutnya, secara kumulatif menunjukkan impor Jakarta pada periode ini terkontraksi sebesar 6,00 persen dibandingkan dengan nilai impor periode Januari-Juli 2023. Penurunan tujuh komoditas utama impor pada periode ini menyebabkan penurunan impor kumulatif dari total sepuluh komoditas impor Jakarta terkontraksi sebesar 5,59 persen, dimana impor kendaran dan bagiannya menyumbang penurunan terbesar yaitu 26,20 persen.