Nilai impor Jakarta pada Februari 2023 tercatat sebesar US$ 5.549,92 juta. Sementara impor kumulatif Januari-Februari 2023 tercatat US$ 11.859,63 juta. Angka impor kumulatif ini mengalami kontraksi 3,37% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Secara year-on-year, angka impor Jakarta pada Februari 2023 ini naik 0,18% dibandingkan Februari 2022. Kenaikan ini dipicu oleh kenaikan impor pada sektor migas sebesar 67,43%. Sementara itu, impor nonmigas mengalami penurunan sebesar 0,91%.
Berdasarkan month-to-month, impor Jakarta mengalami kontraksi sebesar 12,04%. Hal ini dipengaruhi oleh impor nonmigas yang turun 12,37%, sedangkan untuk impor migas mengalami kenaikan 1,96%. Sektor nonmigas mendominasi impor Jakarta (97,34% dari total impor Jakarta), maka dengan naik dan turunnya sektor ini akan sangat mempengaruhi nilai total impor Jakarta. Impor Jakarta masih didominasi oleh produk dari negara-negara di benua Asia, dengan kontribusi sebesar 81,64% terhadap total impor Jakarta. Produk Tiongkok mendominasi impor Jakarta yaitu sebesar (28,72%), diikuti Jepang (15,92%) dan Thailand (10,36%). Penurunan impor month-to-month terbesar pada periode ini dipicu oleh penurunan nilai impor dari Tiongkok 31,42% diikuti penurunan nilai impor dari Amerika Serikat sebesar 21,60%.
Menurunnya impor juga didorong oleh penurunan impor pada sepuluh komoditas utama di Jakarta. Secara total impor sepuluh komoditas utama mengalami penurunan sebesar 10,21%. Komoditas utama yang mengalami penurunan terbesar yakni mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS 85) turun sebesar 24,85%. Diikuti penurunan impor pada komoditas berbagai produk kimia turun 15,37% dan komoditas mesin dan perlengkapan mekanis serta bagiannya (HS 84) turun 15,16%.
Berdasarkan klasifikasi golongan penggunaan barang impor (BEC), impor pada kelompok bahan baku/penolong mengalami penurunan 3,40% dibandingkan Februari 2022. Kelompok bahan baku/penolong memiliki andil terbesar (64,30% terhadap impor Jakarta). Secara month-to-month, kelompok ini mengalami penurunan sebesar 12,13%. Hal ini dipicu oleh penurunan pada beberapa komoditas utama, diantaranya mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya sebesar 22,36%, diikuti penurunan mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya turun 18,57%, diikuti plastik dan barang dari plastik juga turun sebesar 14,46%.