Memasuki awal tahun 2023 perekonomian di DKI Jakarta mulai menunjukkan pemulihan, ditandai dengan peningkatan pada nilai impor Jakarta yang tumbuh sebesar 17,57% sejak januari 2020 atau mencapai US$ 6.309,71 juta pada januai 2023. Namun jika dibandingkan pada bulan sebelumnya impor Jakarta mengalami penurunan 3,11%. Penurunan ini dipengaruhi oleh adanya penurunan barang konsumsi dan barang modal sebesar 13,21% dan 9,03%, sedangkan untuk impor bahan baku/penolong menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 1,51% dibandingkan bulan sebelumnya.
Secara year-on-year jika dibandingkan dengan Januari 2022 impor Jakarta pada periode ini mengalami penurunan 6,29%, dengan kenaikan pada sektor migas sebesar 8,35% dan penurunan pada sektor nonmigas sebesar 6,59%. Pada awal tahun 2023 impor nonmigas sebesar US$ 6.164,73 juta, dengan mendominasi 97,70% dari total impor keseluruhan. Maka dari itu penurunan ini memiliki andil yang besar pada pergerakan total nilai impor Jakarta.
Pada periode ini, sepuluh komoditi impor utama berasal dari sektor nonmigas dengan pangsa 66,94 % dan tumbuh sebesar 0,50%, dimana posisi pertama sebagai komoditi utama yaitu mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya. Kenaikan pada enam komoditi utama menyebabkan pertumbuhan pada periode ini dengan bahan kimia organik sebagai penyumbang tertinggi yaitu sebesar 12,80%. Selain itu terjadinya penurunan pada lima komoditas utama impor pada periode ini menyebabkan sepuluh komoditas impor utama mengalami penurunan sebesar 6,14% yang didominasi penurunannya pada besi dan baja, terutama yang berasal dari Tiongkok, Jepang, dan Republik Korea.
Melihat negara asal impor, Tiongkok menduduki posisi pertama sebagai negara asal impor utama, dengan mesin dan peralatan mekanik dan bagiannya sebagai produk impor utamanya. Selain itu terdapat sepuluh negara asal impor yang mengalami penurunan sebesar 4,24% secara total dibandingkan bulan sebelumnya, dan Australia sebagai negara asal impor yang menjadi penyumbang utama penurunan tersebut (minus 42,79%).
Berdasarkan klasifikasi golongan penggunaan barang impor (BEC) menunjukkan impor barang konsumsi dan barang modal berkontribusi terhadap penurunan impor month-to-month pada periode ini, masing masing sebesar 13,21 % dan 9,03%, dengan bahan baku/penolong mengalami kenaikan sebesar 1,51% sebesar US$ 4.061,03 juta dengan andil 64,36% dari total impor Jakarta, dan plastik serta barang dari plastik menjadi penyumbang kenaikan pada kelompok ini sebesar 8,29% dengan didominasi negara asal impor dari Tiongkok, Thailand, dan Singapura. Peningkatan pada bahan baku/penolong ini menunjukkan bahwa perekomian Jakarta telah berkembang sehingga membantu memenuhi kebutuhan domestik dan industri untuk tujuan ekspor.
Di periode ini nilai impor barang modal menjadi andil kedua terbesar sebesar 23,82%, nilai ini mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya dan penurunan pada kelompok ini dipengaruhi oleh kereta api, trem, dann instrumen optik, fotografi, sinematografi, dan medis. Nilai impor barang konsumsi memiliki penurunan yang paling signifikan dibanding kelompok lainnya, yang didominasi oleh produk alas kaki, mesin dan perlengkapan elektrik dan bagiannya, serta mainan, permainan, dan keperluan olahraga.
Sumber: https://jakarta.bps.go.id/pressrelease/2023/03/01/1045/ditengah-penurunan-kinerja--impor--impor-bahan-baku--penolong-tumbuh-di-awal-tahun--2023.html