Inflasi Jakarta dalam tiga tahun terakhir menunjukkan tren menurun lalu meningkat. Sejak Maret 2020 hingga April 2021, inflasi tahunan (yoy) di Jakarta konsisten turun hingga menyentuh angka 0,91%. Hal ini dikarenakan adanya pandemic COVID-19 yang berdampak besar terhadap perekonomian. Pada Mei 2021, inflasi Jakarta mulai menunjukkan tren meningkat seiring dengan pemulihan ekonomi. Inflasi terus meningkat hingga mencapai 4,61% pada September 2022 akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Sementara pada Oktober 2022 hingga Januari 2023 inflasi tampak kembali menurun namun masih pada tingkat yang jauh di atas inflasi pada masa pandemik. Hal ini menunjukkan bahwa inflasi perlahan telah kembali ke level normal.

Memasuki tahun 2023, inflasi yoy terpantau turun 0,38% poin. Hal ini salah satunya dipicu oleh koreksi harga sejumlah barang dan jasa pasca kenaikan harga menjelang Natal dan Tahun Baru akibat meningkatnya permintaan. Di sisi lain, turunnya ketersediaan beberapa komoditas menyebabkan peningkatan harga sehingga pada bulan ini tetap terjadi inflasi meski tidak setinggi bulan sebelumnya.

Dibandingkan tingkat inflasi yoy pada Januari tiga tahun terakhir, angka inflasi Januari 2023 merupakan yang tertinggi. Pasalnya pada Januari 2020, inflasi tercatat 2,97%, sementara pada Januari 2021 inflasi hanya 1,48%, dan pada Januari 2022 inflasi sebesar 1,85%. Hal ini menunjukkan bahwa inflasi Jakarta 3,83% pada Januari 2023 lebih tinggi dari inflasi Januari pada masa sebelum pandemik.

Kelompok Komoditas Pemicu Inflasi Jakarta

Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Januari 2023 terpantau meningkat dibandingkan Januari tahun lalu, yaitu dari 108,07 pada Januari 2022 menjadi 112,21 pada Januari 2023. Peningkatan indeks harga tersebut terjadi merata hampir diseluruh kelompok pengeluaran. Kelompok yang mengalami kenaikan indeks harga tertinggi adalah kelompok transportasi dari 102,24 menjadi 114,82 atau terjadi inflasi 12,30%. Sementara itu terdapat dua kelompok yang mengalami penurunan indeks harga yaitu kelompok pakaian dan alas kaki, dan kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan.

Ditinjau dari kontribusi masing-masing kelompok terhadap inflasi umum, secara year on year (yoy), kelompok transportasi memberikan sumbangan inflasi tertinggi yaitu mencapai 1,38%. Pemicu utama inflasi pada kelompok ini yaitu kenaikan harga bensin (0,968%), jasa angkutan udara (0,151%), dan jasa angkutan dalam kota (0,081%). Sumbangan inflasi yang cukup tinggi berikutnya yaitu 0,79% berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Naiknya harga komoditas rokok kretek filter (0,083%), beras(0,078%), dan bawang merah (0,065%) dalam setahun terakhir mendorong tingginya inflasi pada kelompok ini.

Secara umum, inflasi Jakarta (yoy) pada Januari 2023 relatif rendah dibandingkan kota-kota lain di Indonesia. Jakarta menempati peringkat ke-87 dari 90 kota dengan urutan inflasi tertinggi. Sementara itu, dibandingkan kota satelit, inflasi Jakarta juga merupakan yang terendah.

Sumber:https://jakarta.bps.go.id/pressrelease/2023/02/01/1022/inflasi-jakarta-mereda-di-awal-tahun-2023.html

Alamat Kami

Dinas PPKUKM Jl. Perintis Kemerdekaan/ BGR I No.3, Jakarta Utara 14240