Pada Januari-Desember 2022 nilai impor Jakarta mencapai sebesar US$ 79.210,73 juta naik sebesar 21,60% dibandingkan kinerja impor tahun sebelumnya. Kendati demikian pada Desember 2022 Impor Jakarta tercatat US$ 6.512,02 juta, angka ini turun sebesar 6,81% dari bulan sebelumnya. Penurunan didorong berkurangnya impor migas dan non migas sebesar 36,34% dan 5,84%.
Penurunan impor month-to-month jika dilihat dari sepuluh komoditas utama sebesar 5,87%. Komoditas utama yang mengalami penurunan terbesar adalah bahan bakar mineral sebesar 35,95%. Jika ditinjau dari asal negara, impor Jakarta masih didominasi oleh produk dari negara-negara di benua Asia, dengan kontribusi sebesar 81,17%. Produk Tiongkok mendominasi impor Jakarta yaitu sebesar (35,87%), diikuti Jepang (13,89%) dan Thailand (8,19%). Namun, Penurunan impor month-to-month terbesar pada periode ini dipicu oleh penurunan nilai impor dari Malaysia (26,81 %), diikuti Singapura (25,99%), dan Republik Korea (17,61%).
Pada periode year-on-year impor Jakarta turun sebesar 5,32% dibandingkan nilai impor pada Desember 2021. Hal ini didorong oleh penurunan impor pada sektor non migas 5,97%. Jika ditinjau dari sepuluh komoditas utama impor Jakarta mengalami penurunan tipis sebesar 2,07%. Komoditas utama yang mengalami penurunan terbesar adalah bahan kimia organik, turun sebesar 35,20% impor pada komoditas plastik dan barang dari plastik juga mengalami penurunan sebesar 28,47% diikuti penurunan impor pada komoditas mesin dan perlengkapan mekanis serta bagiannya sebesar 17,50%
Tinjauan berdasarkan klasifikasi golongan penggunaan barang impor (BEC) Desember 2022, kelompok bahan baku/penolong mengalami penurunan 12,07% dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini dipicu oleh penurunan pada komoditas mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya sebesar 23,42%, diikuti penurunan besi dan baja 22,80%. Namun penurunan tersebut diimbangi dengan kenaikan kelompok barang modal mengalami peningkatan 3,88%. Kenaikan impor pada kelompok ini disumbang oleh impor komoditas kereta api, trem dan bagiannya sebesar 5.464,77%. Negara pemasok utamanya adalah Tiongkok dengan proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung menyebabkan impor pada komoditas ini mengalami peningkatan secara signifikan. Selain itu, Impor pada kelompok barang konsumsi naik sebesar 1,31% penyumbangnya adalah komoditas sayuran yang naik sebesar 54,35%, negara pemasok utama dari komoditas sayuran adalah Tiongkok, Jerman dan Belanda. Selain itu, komoditas alas kaki juga naik sebesar 33,86%, negara pemasok utama dari komoditas ini adalah Tiongkok, Vietnam, dan Kamboja.
Sumber:https://jakarta.bps.go.id/pressrelease/2023/02/01/1044/kinerja-impor-melandai-di--penghujung-tahun-2022.html