Di tengah kondisi perekonomian dunia yang mengalami perlambatan selama tahun 2022, ekspor kumulatif Jakarta (Januari - Desember 2022) masih tumbuh tipis 2,24 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya atau mencapai US$ 11,52 miliar. Nilai kumulatif ekspor Jakarta kali ini yang tertinggi selama tujuh tahun terakhir sejak tahun 2016.
Selama Januari - Desember 2022, ekspor total sepuluh komoditas utama naik sebesar 3,23 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya. Peningkatan tertinggi terutama pada komoditas lemak & minyak hewan/ nabati sebesar 23,21 persen. Ekspor untuk selain sepuluh komoditas utama turun (minus 0,94 persen).
Ekspor secara month-to-month, pada Desember tercatat US$ 974,75 juta, turun 1,66 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini disebabkan karena turunnya nilai ekspor pada semua sektor nonmigas. Sektor penopang utama nonmigas yaitu sektor industri pengolahan turun tipis (minus 1,17 persen). Penurunan ini dipertajam dengan turunnya ekspor dua sektor lainnya yang cukup dalam yaitu pertambangan dan lainnya (minus 65,12 persen) dan pertanian (minus 20,58 persen). Hal yang berbeda terjadi pada sektor migas. Sektor migas mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu 27,10 persen.
Ditinjau dari sisi komoditas, tujuh komoditas utama meningkat nilai ekspornya dibanding bulan lalu. Komoditas tembaga dan barang meningkat paling tinggi 16,61 persen dengan nilai US$ 20,35 juta. Produk spesifik dari penyebab naiknya komoditas tembaga dan barang daripadanya yaitu tembaga yang meningkat 16,81 persen di bulan ini. Sejalan dengan ekspor berdasarkan komoditas, lima negara utama dari sepuluh negara tujuan utama meningkat nilai ekspornya. Peningkatan tertinggi ekspor ke negara Saudi Arabia (45,46 persen), kemudian Taiwan (20,63 persen), Malaysia (7,19 persen), Amerika Serikat (6,80 persen), dan Filipina (4,52 persen). Peningkatan ekspor ke Saudi Arabia pada Desember 2022 disebabkan karena naiknya permintaan ekspor komoditas kendaraan dan bagiannya yang mencapai 53,18 persen.
Secara year-on-year, ekspor turut mengalami penurunan tipis 1,29 persen. Empat dari sepuluh komoditas utama mengalami penurunan nilai ekspor dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ekspor kali ini didorong oleh turunnya nilai ekspor empat komoditas utama. Berkurangnya permintaan ekspor komoditas berbagai produk kimia dari beberapa negara, seperti India (minus 65,35 persen), Rusia (minus 20,93 persen), dan dan Iran (minus 11,82 persen) menjadikan komoditas ini terkontraksi paling dalam sebesar (minus 38,47 persen).
Sementara itu, komoditas mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya menjadi komoditas dengan kenaikan tertinggi (38,87 persen). Diikuti komoditas logam mulia dan perhiasan/ permata (17,94 persen), sabun dan preparat pembersih (17,27 persen), tembaga dan barang daripadanya(10,93 persen), mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (10,52 persen), dan kendaraan dan bagiannya (0,38 persen).
Terjadi kenaikan ekspor secara year-on-year pada enam negara tujuan utama. Saudi Arabia menjadi negara dengan kenaikan ekspor tertinggi (93,14 persen). Kenaikan tajam terjadi akibat meningkatnya permintaan eskpor kendaraan dan bagiannya (120,64 persen), serat stapel buatan (69,60 persen) dan mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (24,38 persen).
Sumber: https://jakarta.bps.go.id/pressrelease/2023/02/01/1033/menutup-tahun-2022--ekspor--kumulatif-naik-tipis-dibanding--tahun-sebelumnya.html