Pada periode Januari hingga Agustus 2022, perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jakarta terpantau masih berfluktuasi. Pada Agustus ini, deflasi terjadi setelah inflasi yang cukup tinggi terjadi selama Juli yang mencapai 0,57%. Kejadian ini biasanya terjadi akibat adanya koreksi harga pasca inflasi yang cukup tinggi pada bulan sebelumnya. Setelah diamati lebih lanjut, fluktuasi inflasi ataupun deflasi sangat dipengaruhi oleh gejolak harga bahan makanan.
Pergerakan inflasi/deflasi umum yang searah dengan fluktuasi inflasi/deflasi bahan makanan, namun tingkat inflasi/deflasi bahan makanan cenderung relatif lebih tinggi. Harga bahan makanan cenderung sangat dinamis karena merupakan komoditas yang banyak dikonsumsi masyarakat, sementara pasokannya di pasaran seringkali berubah dikarenakan berbagai faktor seperti cuaca, masa panen, dan lain-lain. Hal ini membuat inflasi bahan makanan sangat berpengaruh terhadap inflasi umum. Bahan makanan kembali menjadi pemicu utama pada deflasi Agustus 2022. Hal ini disebabkan adanya penurunan harga pada komoditas bahan makanan terutama daging ayam ras, bawang merah, minyak goreng, dan cabai merah.
Kendati mengalami deflasi selama Agustus 2022, namun deflasi hanya berasal dari 3 kelompok pengeluaran, sedangkan 8 kelompok lainnya mengalami inflasi. Deflasi terdalam terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau (1,90%). Sementara deflasi terdangkal terjadi pada kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan (0,03%). Di sisi lain, pada kelompok yang mengalami inflasi, inflasi tertinggi terjadi pada kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (1,70%) dan inflasi terendah terjadi pada kelompok kesehatan (0,09%).
Sumber: https://jakarta.bps.go.id/pressrelease/2022/09/01/938/indeks-harga-turun--jakarta-kembali-deflasi--di-agustus-2022-.html