Pada Juli 2022, nilai impor Jakarta mencapai US$ 6.749,2 juta. Angka ini melesat 28,9% bila dibandingkan dengan nilai impor pada Juli 2021 (year-on-year). Angka tersebut dapat indikasikan pemulihan ekonomi ke arah yang positif dengan adanya peningkatan aktivitas ekonomi dibandingkan tahun sebelumnya.
Tingginya pertumbuhan impor year-on-year pada periode ini dipicu oleh kenaikan impor pada sektor migas maupun nonmigas. Meningkatnya harga minyak global turut mendorong peningkatan impor migas sebesar 124,1%. Selain itu, impor sektor nonmigas, yang merupakan sektor yang mendominasi impor Jakarta (98,2% dari total impor), tumbuh 27,4% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Tinjauan menurut komoditas menempatkan sepuluh komoditas utama impor Jakarta berasal dari sektor nonmigas dengan kontribusi sebesar 65,6%. Pada periode ini total sepuluh komoditas tersebut tumbuh sebesar 33,8% bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Komoditas impor utama yang menyumbang kenaikan tertinggi adalah bahan bakar mineral (119,9%), aluminium dan barang daripadanya (46,8%), dan besi dan baja (45,5%).
Pada periode ini, bila ditinjau menurut negara asal impor Jakarta masih didominasi oleh produk dari negara-negara di benua Asia, dengan kontribusi sebesar 84,8%. Produk tiongkok masih mendominasi Jakarta (38,7%), diikuti oleh Jepang (13,3%), dan Thailand (8,2%). Kendati demikian, peningkatan impor year-on-year terbesar pada periode ini disumbang oleh kenaikan nilai impor dari India (102,7%), diikuti oleh Republik Korea (50,0%) dan Malaysia (38,5%).
Sementara itu, terjadi penurunan nilai impor Jakarta sebesar 3,3% bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Penurunan ini didorong oleh penurunan pada impor migas dan nonmigas masing-masing sebesar 11,1% dan 3,1%.
Tinjauan berdasarkan komoditas, menunjukkan penurunan pada sepuluh komoditi impor utama sebesar 3,0% dan komoditi lainnya sebesar 4,0%. Penurunan impor month-to-month pada periode ini disebabkan oleh komoditi bahan kimia organik (13,3%), diikuti oleh plastik dan barang dari plastik (12,4%), dan bahan bakar mineral (11,3%).
Pertumbuhan nilai impor year-on-year pada Juli 2022, menurut BEC disebabkan kenaikan pada seluruh kelompok, utamanya didorong oleh kenaikan impor barang modal (41,9%), diikuti oleh barang konsumsi (28,6%), dan bahan baku/penolong (25,3%). Penguatan impor pada kelompok barang modal dan bahan baku/penolong ini menunjukkan sinyal positif bergeraknya perekonomian Jakarta dalam menciptakan pemenuhan kebutuhan domestik maupun ekspor. Di saat yang bersamaan, peningkatan aktivitas ekonomi yang mendorong meningkatnya permintaan domestik, memacu pertumbuhan impor barang konsumsi pada periode ini.
Sumber: https://jakarta.bps.go.id/pressrelease/2022/09/01/962/impor-jakarta-kembali--meningkat-di-juli-2022.html