Nilai impor Jakarta mencapai US$ 5,5 miliar pada Februari 2022, angka ini menjadi yang tertinggi dalam tiga tahun terakhir dan melampaui angka sebelum pandemi pada Februari 2019. Melanjutkan tren pada nilai impor Januari 2022, angka ini melesat 25,7% bila dibandingkan dengan Februari 2021 (year-on-year). Pertumbuhan pada periode ini disumbang oleh peningkatan pada impor migas sebesar 107,7% dan impor non migas sebesar 24,9%.
Tinjauan menurut komoditas, menempatkan sepuluh komoditas impor utama berasal dari sektor nonmigas dengan kontribusi 66,3% dari total impor Jakarta. Kenaikan impor year-on-year dipicu oleh kenaikan pada sembilan dari sepuluh komoditas impor utama di Jakarta dengan total 29,8%. Komoditas yang mengalami kenaikan tertinggi diantaranya adalah kendaraan dan bagiannya sebesar 68,0%, diikuti oleh susu, mentega dan telur 64,9%, dan besi dan baja 40,2%.
Asal negara impor Jakarta masih didominasi oleh negara- negara di benua Asia, dimana Tiongkok masih mendominasi impor Jakarta sebesar 34,8%, diikuti oleh Jepang sebesar 12,7%, dan Thailand 10,9%. Sementara itu, bila dibandingkan dengan Januari 2021, impor Jakarta mengalami penurunan sebesar 17,7%. Hal ini dipicu oleh penurunan impor migas sebesar 34,0% dan impor nonmigas sebesar 17,4%.
Namun demikian, penurunan tersebut diimbangi dengan peningkatan nilai impor pada komoditas susu, mentega dan telur sebesar 61,1%. Dan pada periode ini, negara
penyumbang utama penurunan impor pada bulan ini adalah Tiongkok (-25,5%), Vietnam (-24,7%) dan Republik Korea (23,7%).
Pertumbuhan nilai impor pada Februari 2022 dipicu oleh kenaikan pada seluruh kelompok klasifikasi BEC, utamanya didorong oleh kenaikan impor barang modal sebesar 41,4% dan bahan baku dan penolong sebesar 24,3%, dan barang konsumsi 7,3%. Pada periode ini, impor Jakarta didominasi oleh impor bahan baku dan penolong sebesar 66,7% dari total impor Jakarta. Pertumbuhan year-on-year pada kelompok ini didorong oleh meningkatnya impor migas dan nonmigas yang masing-masing sebesar 23,1% dan 25,7%.
Impor barang modal yang merupakan kelompok dengan andil terbesar kedua yaitu 22,7% menjadi penyumbang kenaikan terbesar pada pertumbuhan impor di periode ini. Kenaikan pada kelompok ini dipicu oleh peningkatan impor kendaraan bermotor dan komponennya (terbongkar tidak lengkap) dan kendaraan dan bagiannya dengan pertumbuhan masing-masing 177,6% dan 97,0%. Selanjutnya, impor barang konsumsi juga menunjukkan pertumbuhan positif pada periode ini, yang utamanya didorong oleh peningkatan pada komoditas susu, mentega, dan telur sebesar 98,5%.
Sumber: https://jakarta.bps.go.id/pressrelease/2022/04/01/957/impor-jakarta-februari-2022-melampaui-pra-covid.html