Perkembangan Ekspor dan Impor Provinsi DKI Jakarta September 2024
- Ekspor Migas dan Non Migas
Ekspor Jakarta pada September 2024 turun 2,15 persen dibanding Agustus 2024. Namun, jika dibanding September 2023 ekspor tumbuh 29,15 persen. Penurunan ekspor month-to-month pada periode ini disebabkan oleh penurunan ekspor pada sektor nonmigas. Ekspor nonmigas turun 2,15 persen. Meskipun ekspor migas berhasil tumbuh 1.68 persen, namun, andil ekspor nonmigas yang mencapai 99,76 persen, mempengaruhi pergerakan ekspor Jakarta secara total. Tumbuhnya ekspor migas disebabkan oleh meningkatnya ekspor bahan bakar mineral. Sedangkan turunnya ekspor nonmigas disebabkan oleh turunnya ekspor industri pengolahan sebesar 2,35 persen. Ekspor industri pengolahan merupakan sektor penopang utama ekspor Jakarta dengan andil 96,58 persen dan total ekspor Jakarta. Kelompok komoditas utama ekspor pada industri pengolahan adalah alas kaki dengan andil 19,88 persen dari total ekspor.
Sementara itu, ekspor sektor pertanian berhasil tumbuh 4,01 persen. Kelompok komoditas yang mengalami kenaikan terbesar adalah buah-buahan sebesar 66,20 persen, diikuti oleh peningkatan ekspor kopi, teh, dan rempah-rempah sebesar 47,58 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya. Selanjutnya, sektor pertambangan dan lainnya juga tumbuh pada periode ini sebesar 51,63 persen. Pertumbuhan pada sektor ini dipicu oleh meningkatnya ekspor bahan bakar mineral sebesar 210,23 persen dibandingkan Agustus 2024.
- Ekspor Menurut Negara Tujuan
Pada periode ini, Ekspor ke benua Asia mencapai 786,44 juta US Dollar, mendominasi ekspor Jakarta dengan andil 63,22 persen. Ekspor ke Asia pada periode ini turun sebesar 4,66 persen dibanding bulan sebelumnya. Meski demikian, ekspor ke benua Eropa dan Australia menunjukkan pertumbuhan positif dengan kenaikan masing-masing sebesar 22,65 persen dan 18,48 persen dibandingkan dengan Agustus 2024.
Total nilai ekspor ke sepuluh negara tujuan utama mencapai 874,22 juta US Dollar atau turun 4,19 persen dibandingkan Agustus 2024. Penurunan ekspor pada periode ini dipicu oleh penurunan empat negara tujuan ekspor, dimana penurunan ekspor terdalam adalah Tiongkok sebesar 33,77 persen. Negara selanjutnya yang mengalami penurunan adalah Vietnam sebesar 5,39 persen, Amerika Serikat sebesar 2,91 persen, dan Thailand sebesar 2,02 persen.
Berdasarkan negara ekspor utama, Amerika serikat merupakan negara tujuan ekspor utama Jakarta pada September 2024. Ekspor ke Amerika Serikat yang mencapai 189,89 juta US Dollar, didominasi oleh komoditas alas kaki, diikuti oleh ikan, krustasea, dan moluska, dan pakaian aksesorinya (rajutan). Selanjutnya, Tiongkok menempati posisi kedua sebagai negara tujuan utama ekspor Jakarta nilai ekspor mencapai 115,14 juta US Dollar. Ekspor ke Tiongkok utamanya adalah ikan, krustasea dan moluska, diikuti oleh lemak dan minyak hewani/nabati.
- Perkembangan Impor September 2024
Impor Jakarta pada September 2024 mencapai 6.693,12 juta US Dollar, angka ini menunjukkan penurunan sebesar 10,38 persen dibandingkan periode sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan impor Jakarta pada sektor migas dan non migas. Penurunan impor secara month-to-month pada periode ini dipengaruhi oleh turunnya impor nonmigas sebesar 10,47 persen dan impor migas turun sebesar 8,01 persen.
Berdasarkan komoditas impor utama, sepuluh komoditi impor utama Jakarta memberikan andil 65,31 persen dari total impor Jakarta, dimana mesin dan peralatan mekanik serta bagiannya masih menempati posisi pertama sebagai komoditi impor utama Jakarta dengan andil 18,95 persen terhadap total impor Jakarta September 2024. Sepuluh komoditi impor utama secara total turun sebesar 9,31 persen. Penurunan impor month-to month ini disebabkan oleh impor mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya yang mengalami penurunan sebesar 18,71 persen, diikuti oleh kendaraan dan bagiannya sebesar 13,97 persen, dan bahan kimia organik sebesar 13,15 persen. Selain itu terdapat tiga komoditas yang mengalami peningkatan impor secara month-to-month dimana instrtumen optik, fotografi, sinematografi, dan medis mengalami peningkatan tertinggi sebesar 16,27 persen.
Pada periode ini, impor dari benua Asia menyumbang 81,09 persen dari total impor ke Jakarta. Jika dilihat berdasarkan negara asal, Tiongkok menempati posisi pertama sebagai negara asal importir utama dengan andil sebesar 39,76 persen, dimana produk impor utamanya adalah mesin dan peralatan mekanik dan bagiannya. Secara total, sepuluh negara asal impor utama turun sebesar 9,74 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Pada periode ini, Singapura menyumbang penurunan nilai impor terdalam pada sepuluh negara impor utama sebesar 29,55 persen , diikuti oleh Jepang sebesar minus 23,66 persen, dan India sebesar minus 16,44.
Impor tahunan Jakarta pada periode ini tumbuh sebesar 17,42 persen dibandingkan dengan September 2023. Tumbuhnya impor year-on-year pada periode ini disebabkan oleh meningkatnya nilai kinerja impor sektor migas sebesar 89,58 persen dan sektor nonmigas sebesar 15,75 persen. Berdasarkan komoditas, penyumbang terbesar pertumbuhan impor year-on-year pada periode ini adalah bahan bakar mineral sebesar 85,78 persen, yang utamanya berasal dari Singapura, Malaysia, dan Tiongkok. Diikuti oleh peningkatan impor serealia sebesar 38,25 persen, yang terutama berasal dari Australia, Ukraina, dan Vietnam.
Pada periode ini, meningkatnya nilai impor dari delapan negara asal impor, menyebabkan tumbuhnya nilai impor total dari sepuluh negara asal impor utama sebesar 17,76 persen secara year-on-year. Dimana peningkatan nilai impor terbesar berasal dari Singapura sebesar 48,17 persen, diikuti oleh Vietnam sebesar 33,80 persen, dan Amerika Serikat sebesar 32,34 persen.
Selanjutnya, tinjauan secara kumulatif menunjukkan impor Jakarta pada periode ini terkontraksi sebesar 1,75 persen dibandingkan dengan nilai impor periode Januari-September 2023. Penurunan empat komoditas utama impor pada periode ini menyebabkan penurunan impor kumulatif dari total sepuluh komoditas impor Jakarta terkontraksi sebesar 1,26 persen, dimana impor kendaraan dan bagiannya menyumbang penurunan terbesar yaitu 18,81 persen.