Impor Jakarta pada Oktober 2023 tercatat mencapai 6.209,78 Juta US Dollar, naik 8,94 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Peningkatan ini dipicu oleh naiknya kinerja impor pada sektor migas dan non migas. Impor nonmigas menjadi pemicu terbesar pada peningkatan impor, dengan kontribusi sebesar 96,99 persen atau senilai 6.022,56 Juta US Dollar, angka ini meningkat 8,12 persen dibandingkan bulan kemarin. Selanjutnya untuk impor non migas naik sebesar 44,60 persen atau senilai 187,22 Juta US Dollar.

Pada Oktober 2023, sepuluh komoditi impor utama berasal dari sektor non migas dengan pangsa 65,98 persen, dengan kontribusi terbesar pada mesin dan peralatan mekanik serta bagiannya dengan andil 19,85 persen. Pertumbuhan impor ini disebabkan oleh naiknya impor bahan bakar mineral sebesar 41,74 persen, diikuti oleh karet dan barang dari karet sebesar 19,24 persen, serta plastik dan barang dari plastik sebesar 16,89 persen.

Impor dari benua Asia menyumbang 82,46 persen dari total impor ke Jakarta. Tiongkok menempati posisi pertama sebagai negara asal importir utama dengan andil sebesar 34,15 persen, dimana produk impor utamanya adalah mesin dan peralatan mekanik dan bagiannya. Pada periode ini sepuluh negara asal impor utama tumbuh 8,97 persen secara total dibandingkan bulan sebelumnya. Pada periode ini Singapura menyumbang kenaikan impor month-to-month terbesar pada sepuluh negara impor utama sebesar 34,52 persen, diikuti oleh Jepang sebesar 27,28 persen, dan Amerika Serikat sebesar 26,20 persen.

Secara tahunan, impor Jakarta mengalami penurunan sebesar 2,89 persen. Kontraksi impor year-on-year pada periode ini terutama dipicu oleh melemahnya nilai kinerja impor sektor migas maupun nonmigas dengan penurunan terbesar pada impor migas sebesar 21,28 persen, diikuti oleh penurunan impor nonmigas sebesar 2,18 persen.

Berdasarkan komoditas, penurunan enam komoditas utama impor pada periode ini menyebabkan total sepuluh komoditas impor utama terkontraksi sebesar 1,09 persen dibandingkan Oktober 2022. Penyumbang terbesar penurunan tersebut adalah bahan bakar mineral sebesar 20,87 persen, yang terutama berasal dari Singapura, Malaysia, dan Republik Korea.

Tinjauan secara kumulatif menunjukkan impor Jakarta pada periode ini mengalami kontraksi sebesar 3,88 persen bila dibandingkan dengan nilai impor periode Januari-Oktober 2022. Penurunan impor kumulatif pada periode ini disebabkan oleh penurunan tujuh komoditas utama impor, dimana impor bahan kimia organik menyumbang penurunan terbesar (minus 19,47 persen).

 

Berdasarkan kelompok barang pada klasifikasi golongan penggunaan barang impor (BEC), secara month-to-month, impor bahan baku/penolong mengalami kenaikan tertinggi sebesar 13,71 persen, diikuti oleh impor barang konsumsi sebesar 4,18 persen. Sementara itu, impor barang modal terkontraksi tipis sebesar 0,17 persen bila dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Impor bahan baku/penolong tercatat 3.969,92 juta US Dollar dengan andil 63,93 persen dari impor total Jakarta. Impor pada kelompok ini didominasi oleh impor pada sektor nonmigas sebesar 95,28 persen,  diikuti oleh sektor migas sebesar 4,72 persen. Sementara itu, penyumbang utama pertumbuhan impor pada kelompok ini adalah mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya sebesar 0,17 persen, yang utamanya berasal dari Jepang, Tiongkok, dan Thailand. Komoditas selanjutnya yang memicu kenaikan pada kelompok ini adalah plastik dan barang dari plastik sebesar 0,17 persen, utamanya diimpor dari Tiongkok, Thailand, dan Singapura.

Pada periode ini, impor barang konsumsi sebesar 836,73 juta US Dollar, dengan andil sebesar 13,47 persen dari total impor Jakarta. Kelompok ini didominasi impor daging hewan, dengan komoditas utamanya adalah daging ternak dan makanan olahan lainnya. Impor daging hewan utamanya berasal dari Australia, India, dan Amerika Serikat. Sementara itu, peningkatan impor pada kelompok ini disebabkan oleh impor serealia sebesar 0,35 persen, yang utamanya berasal dari Vietnam, Myanmar, dan Thailand.

Sementara itu, nilai impor barang modal yang memiliki andil terbesar kedua sebesar 22,60 persen dari total impor Jakarta pada periode ini, mengalami kontraksi bila dibandingkan dengan September 2023. Kontraksi impor pada kelompok ini dipicu oleh penurunan impor instrumen optik, fotografi, sinematografi, dan medis sebesar 0,13 persen, yang utamanya berasal dari Tiongkok, Jepang, dan Republik Korea. Penurunan impor pada kelompok ini juga dipicu oleh penurunan impor mesin dan peralatan elektrik serta bagiannya sebesar 0,07 persen, dan kendaraan dan bagiannya sebesar 0,04 persen.

Alamat Kami

Dinas PPKUKM Jl. Perintis Kemerdekaan/ BGR I No.3, Jakarta Utara 14240