Nilai Impor Jakarta pada Mei 2023 tercatat naik sebesar 53,27% dibanding April 2023. Jika dibandingkan bulan yang sama pada tahun sebelumnya impor Jakarta tumbuh sebesar 25,09%. Pada bulan ini impor Jakarta mengalami trend naik secara month-to-month. Selain itu, secara year-on-year nilai impor pada bulan Mei 2023 juga mengalami peningkatan cukup tajam. Nilai kumulatif impor total Januari – Mei 2023 naik sebesar 0,13% atau US$ 31,45 jika dibandingkan dengan nilai kumulatif pada Januari-Mei 2022. Berbeda dengan impor total, nilai kumulatif impor non migas pada Januari-Mei 2023 terkontraksi sebesar 0,26% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Kondisi impor Jakarta pada Mei 2023 secara moth-to-month tercatat sebesar US$ 7.473,81 juta angka ini mencapai rekor tertinggi pada tahun 2023. Impor periode ini mengalami peningkatan dipicu oleh lonjakan impor non migas sebesar 56,21% yang mendominasi impor Jakarta (sebesar 98,13%). Meskipun adanya penurunan impor pada migas sebesar 23,02% dibandingkan bulan sebelumnya. Pada periode ini, Tiongkok menjadi negara asal impor Jakarta terbesar US$ 2,64 juta dengan andilnya sebesar 35.26% dari total impor. Impor migas dan non migas secara year-on-year menjadi pendorong peningkatan impor Jakarta yakni migas sebesar 30,96% dan non migas sebesar 24,99%.
Berdasarkan perkembangan Golongan Penggunaan Barang Impor (BEC), pertumbuhan nilai impor Mei 2023 dipicu naiknya semua klasifikasi golongan. kenaikan impor tertinggi dipicu impor Barang Modal sebesar 70,58% diikuti impor Bahan Baku/Penolong sebesar 50,70% dan Barang Konsumsi sebesar 35,40%. Impor barang modal memiliki andil sebesar 12,76% penyumbang terbesar kedua impor Jakarta, hal ini disebabkan meningkatnya impor kereta api, trem, dan bagiannya memicu tingginya pertumbuhan impor pada kelompok ini. Peningkatan impor pada komoditas tersebut disebabkan adanya percepatan pembangunan infrastruktur dalam beberapa tahun terakhir. Selanjutnya Bahan Baku/Penolong memiliki andil sebesar 60,49% adanya lonjakan pada komoditas ini disebabkan kembalinya aktivitas sektor manufaktur setelah sempat terhenti pada hari libur Idul Fitri. Serta, Barang Konsumsi menunjukkan Peningkatan impor plastik dan barang dari plastik sebesar 74,57% faktor utama pemicu peningkatan impor pada kelompok ini, serta impor Barang Konsumsi menunjukkan pertumbuhan positif.