Tim Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan Monitoring dan Evaluasi P3DN pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (9/8).
Kegiatan ini merupakan rangkaian Jakarta International Investment, Trade, Tourism dan Small Medium Enterprise Expo (JITEX) 2024 yang berlangsung pada 7 sampai 11 Agustus.
Kegiatan ini dihadiri perwakilan OPD di lingkungan Pemprov DKI Jakarta, termasuk RSUD dan puskesmas, hingga camat dan lurah. Adapun kegiatan ini diisi dengan sesi perkenalan produk dari Exhibitor Business Matching, pemaparan materi dan tanya jawab.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) DKI Jakarta, Elisabeth Ratu Rante Allo mengatakan, realisasi belanja Produk Dalam Negeri tahun lalu mencapai Rp25,5 triliun melampaui nilai yang ditargetkan sebesar Rp15,8 triliun. Sedangkan target belanja Produk Dalam Negeri tahun ini sebesar Rp17,7 triliun.
“Realisasi sudah lewat dari target tapi kami ada komitmen Rp30,4 triliun. Maka dari itu monev ini dilakukan agar perangkat daerah tahu posisi mereka sekarang sudah sampai mana untuk pencapaian perjanjian kinerja P3DN. Karena setiap perangkat daerah itu ditargetkan 80 persen di akhir tahun dan sekarang sudah sampai 60 persen secara keseluruhan,” ujar Ratu.
Pada kesempatan itu, Ratu mengajak seluruh Perangkat Daerah memastikan para penyedia untuk menyelesaikan kewajiban dalam SPSE dan melaksanakan penyelesaian transaksi sampai Tahap Penilaian Penyedia pada akun SPSE masing-masing.
Selain itu, ia meminta perangkat daerah untuk melaksanakan pencatatan non-tender pada SPSE (termasuk transaksi yang dilaksanakan melalui aplikasi SIPLah pada Dinas Pendidikan) serta pencatatan swakelola pada SPSE untuk pengadaan barang/jasa melalui swakelola.
“Monitoring dan evaluasi capaian P3DN dilakukan secara berkala dan berjenjang, melaksanakan inventarisasi/pencatatan atas informasi transaksi Non-PDN termasuk dokumen pendukung dan berkoordinasi dengan BPPBJ Provinsi DKI Jakarta untuk sinkronisasi data transaksi pada akun SPSE masing-masing,” urai Ratu.
Ia menambahkan, inovasi juga dilakukan dalam kegiatan Business Matching P3DN kali ini yaitu, perubahan metode pengumpulan data ketertarikan dari menggunakan formulir kertas menjadi digital menggunakan aplikasi berbasis web yang dapat diakses baik menggunakan komputer maupun smartphone. Tujuannya, mempermudah mengisi data ketertarikan dan data yang dikumpulkan dapat dipantau secara realtime.
“Kepada para perusahaan peserta business matching diharapkan momen ini dapat dipergunakan untuk meyakinkan bahwa produk-produk unggulan bersertifikat TKDN bisa menggantikan bahkan mengungguli produk impor dengan berbagai riset dan inovasi yang sudah dilakukan. Mari kita dukung para pelaku UMKM dengan membiasakan diri menggunakan produk lokal untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” tandas Ratu.