Indonesia Brands Go Global
Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) terus mendorong pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk menembus pasar internasional. Hal ini disampaikan oleh Dirjen PEN, Ibu Fajarini Puntodewi, dalam seminar bertajuk “Diskusi Panel I : Indonesia Brands Go Global” yang juga menghadirkan pelaku usaha kuliner internasional, Bapak Rama Auwinas Selaku Direktur Utama Sari Ratu Resto Padang.
Dalam paparannya, Ibu Fajarini menegaskan bahwa ekspor merupakan motor penggerak perekonomian nasional. “Tahun terakhir, nilai ekspor Indonesia mencapai USD 160 miliar, tumbuh 8 persen. Ekspor non-migas juga meningkat 5 persen dari sebelumnya. Target pemerintah adalah menjaga pertumbuhan ekspor di kisaran 7–8 persen per tahun,” jelasnya. UMKM disebut sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia. Kontribusi ekspor UMKM pada 2024 tercatat sebesar 16 persen (USD 40 miliar), dan meningkat menjadi 19 persen pada 2025. Bahkan, pada Januari 2025 nilai ekspor melonjak 61 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Program Pemerintah untuk UMKM Go Global Untuk memperkuat daya saing UMKM di pasar dunia, pemerintah telah menyiapkan berbagai program, di antaranya:
1. Perluasan Pasar Ekspor melalui 22 perjanjian perdagangan bebas (FTA) dengan 2/3 negara kawasan, yang memberikan fasilitas tarif 0%. Namun, pemanfaatan perjanjian ini masih di bawah 50% dari eksportir Indonesia.
2. Pengembangan Produk & Pelaku Usaha, termasuk fasilitasi desain produk di IDDC (Indonesian Design Development Center) serta sertifikasi standar internasional seperti HACCP, GMP, dan halal.
3. Promosi & Informasi Ekspor lewat partisipasi pameran internasional, trade expo, hingga business matching online dan offline untuk mempertemukan UMKM dengan buyer mancanegara.
Hingga Agustus 2025, nilai transaksi UMKM mencapai USD 90,90 juta. Pemerintah juga sukses menjalankan misi dagang jasa di Jerman pada sektor game dan animasi. Selain itu, program “Serasa” bersama enam kementerian diperkenalkan untuk memperkuat jaringan restoran Indonesia di luar negeri sebagai jalur ekspor produk bumbu. “Pemerintah telah menyiapkan berbagai privilege dan fasilitas. Tinggal bagaimana pelaku usaha memanfaatkan peluang ini, khususnya pada sektor makanan olahan, furnitur, dan kerajinan,” ujar Fajarini.
Sementara itu, Bapak Rama, pemilik brand kuliner Sari Ratu, memiliki berbagi pengalaman dalam menembus pasar global. Menurutnya, ekspansi ke luar negeri membutuhkan persiapan ekstra, terutama dalam menghadapi perbedaan regulasi. “Setiap negara punya aturan ketat. Misalnya di Singapura ada Singapore Food Regulation yang mewajibkan pelatihan khusus. Begitu pula di Malaysia dengan regulasi yang berbeda. Selain itu, pengusaha harus beradaptasi dengan selera lokal,” ungkap Rama. Meski penuh tantangan, banyak brand Indonesia telah sukses go global, seperti Sari Ratu dan J.Co. Kunci keberhasilan menurutnya terletak pada inovasi, kepatuhan hukum, dan pemahaman pasar lokal.
Seminar ini menegaskan bahwa ekspor bukan hanya peluang, tetapi juga kebutuhan untuk memperkuat perekonomian nasional. Dengan dukungan pemerintah, regulasi yang memadai, serta kesiapan pelaku UMKM, produk Indonesia diyakini mampu bersaing di pasar dunia.
“Sudah saatnya UMKM Indonesia tidak hanya jago kandang, tetapi juga menguasai panggung global,” pungkas Fajarini. Menanggapi paparan tersebut, Kepala Dinas PPKUKM Provinsi DKI Jakarta, Elisabeth Ratu Rante Allo, menyampaikan komitmen pemerintah daerah untuk terus mendukung UMKM Jakarta agar mampu menembus pasar global.
Menurut Ibu Elisabeth, Jakarta memiliki potensi besar melalui ribuan UMKM binaan yang kreatif dan inovatif. Pemprov DKI secara konsisten berupaya memberikan pendampingan, akses permodalan, serta membuka ruang promosi, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Kepala Dinas PPKUKM Menilai kerja sama antara pemerintah pusat dan daerah menjadi faktor penting dalam mempercepat UMKM naik kelas. Program Jakpreneur disebut sebagai salah satu contoh inisiatif yang telah berhasil melahirkan banyak produk berkualitas dan siap ekspor.
Dengan adanya fasilitasi dari Kementerian Perdagangan serta dukungan jejaring internasional, Elisabeth optimistis UMKM Jakarta dapat semakin kompetitif dan memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap ekspor nasional.
Ia juga mendorong para pelaku UMKM Jakarta untuk aktif memanfaatkan program pendampingan yang tersedia. Harapannya, produk lokal Jakarta tidak hanya menjadi kebanggaan warga ibu kota, tetapi juga mampu mengangkat nama Indonesia di pasar global.
Dalam paparannya, Ibu Fajarini menegaskan bahwa ekspor merupakan motor penggerak perekonomian nasional. “Tahun terakhir, nilai ekspor Indonesia mencapai USD 160 miliar, tumbuh 8 persen. Ekspor non-migas juga meningkat 5 persen dari sebelumnya. Target pemerintah adalah menjaga pertumbuhan ekspor di kisaran 7–8 persen per tahun,” jelasnya. UMKM disebut sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia. Kontribusi ekspor UMKM pada 2024 tercatat sebesar 16 persen (USD 40 miliar), dan meningkat menjadi 19 persen pada 2025. Bahkan, pada Januari 2025 nilai ekspor melonjak 61 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Program Pemerintah untuk UMKM Go Global Untuk memperkuat daya saing UMKM di pasar dunia, pemerintah telah menyiapkan berbagai program, di antaranya:
1. Perluasan Pasar Ekspor melalui 22 perjanjian perdagangan bebas (FTA) dengan 2/3 negara kawasan, yang memberikan fasilitas tarif 0%. Namun, pemanfaatan perjanjian ini masih di bawah 50% dari eksportir Indonesia.
2. Pengembangan Produk & Pelaku Usaha, termasuk fasilitasi desain produk di IDDC (Indonesian Design Development Center) serta sertifikasi standar internasional seperti HACCP, GMP, dan halal.
3. Promosi & Informasi Ekspor lewat partisipasi pameran internasional, trade expo, hingga business matching online dan offline untuk mempertemukan UMKM dengan buyer mancanegara.
Hingga Agustus 2025, nilai transaksi UMKM mencapai USD 90,90 juta. Pemerintah juga sukses menjalankan misi dagang jasa di Jerman pada sektor game dan animasi. Selain itu, program “Serasa” bersama enam kementerian diperkenalkan untuk memperkuat jaringan restoran Indonesia di luar negeri sebagai jalur ekspor produk bumbu. “Pemerintah telah menyiapkan berbagai privilege dan fasilitas. Tinggal bagaimana pelaku usaha memanfaatkan peluang ini, khususnya pada sektor makanan olahan, furnitur, dan kerajinan,” ujar Fajarini.
Sementara itu, Bapak Rama, pemilik brand kuliner Sari Ratu, memiliki berbagi pengalaman dalam menembus pasar global. Menurutnya, ekspansi ke luar negeri membutuhkan persiapan ekstra, terutama dalam menghadapi perbedaan regulasi. “Setiap negara punya aturan ketat. Misalnya di Singapura ada Singapore Food Regulation yang mewajibkan pelatihan khusus. Begitu pula di Malaysia dengan regulasi yang berbeda. Selain itu, pengusaha harus beradaptasi dengan selera lokal,” ungkap Rama. Meski penuh tantangan, banyak brand Indonesia telah sukses go global, seperti Sari Ratu dan J.Co. Kunci keberhasilan menurutnya terletak pada inovasi, kepatuhan hukum, dan pemahaman pasar lokal.
Seminar ini menegaskan bahwa ekspor bukan hanya peluang, tetapi juga kebutuhan untuk memperkuat perekonomian nasional. Dengan dukungan pemerintah, regulasi yang memadai, serta kesiapan pelaku UMKM, produk Indonesia diyakini mampu bersaing di pasar dunia.
“Sudah saatnya UMKM Indonesia tidak hanya jago kandang, tetapi juga menguasai panggung global,” pungkas Fajarini. Menanggapi paparan tersebut, Kepala Dinas PPKUKM Provinsi DKI Jakarta, Elisabeth Ratu Rante Allo, menyampaikan komitmen pemerintah daerah untuk terus mendukung UMKM Jakarta agar mampu menembus pasar global.
Menurut Ibu Elisabeth, Jakarta memiliki potensi besar melalui ribuan UMKM binaan yang kreatif dan inovatif. Pemprov DKI secara konsisten berupaya memberikan pendampingan, akses permodalan, serta membuka ruang promosi, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Kepala Dinas PPKUKM Menilai kerja sama antara pemerintah pusat dan daerah menjadi faktor penting dalam mempercepat UMKM naik kelas. Program Jakpreneur disebut sebagai salah satu contoh inisiatif yang telah berhasil melahirkan banyak produk berkualitas dan siap ekspor.
Dengan adanya fasilitasi dari Kementerian Perdagangan serta dukungan jejaring internasional, Elisabeth optimistis UMKM Jakarta dapat semakin kompetitif dan memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap ekspor nasional.
Ia juga mendorong para pelaku UMKM Jakarta untuk aktif memanfaatkan program pendampingan yang tersedia. Harapannya, produk lokal Jakarta tidak hanya menjadi kebanggaan warga ibu kota, tetapi juga mampu mengangkat nama Indonesia di pasar global.
Bagikan: