Perkembangan Ekspor dan Impor Provinsi DKI Jakarta Oktober 2025
A.Perkembangan Ekspor
Nilai ekspor Jakarta Januari–Oktober 2025 mencapai US$
14.432,83 juta atau naik 30,87 persen dibanding periode yang sama tahun 2024.
Sejalan dengan total ekspor, nilai ekspor nonmigas yang mencapai US$ 14.405,14
juta naik 31,05 persen.
Nilai ekspor Jakarta pada Oktober 2025 mencapai US$
1.623,44 juta atau naik 12,48 persen dibanding Oktober 2024. Ekspor nonmigas
Oktober 2025 mencapai US$ 1.622,37 juta, naik 12,73 persen dibanding Oktober
2024.
Dari sepuluh komoditas dengan nilai ekspor terbesar
Januari–Oktober 2025, komoditas yang mengalami peningkatan terbesar adalah alas
kaki sebesar US$ 1.354,85 juta (102,12 persen). Sementara itu penurunan nilai
ekspor komoditas terbesar adalah ikan, krustasea, dan moluska sebesar US$ 26,61
juta (minus 2,96 persen).
Ekspor terbesar pada Januari–Oktober 2025 adalah ke
Amerika Serikat yaitu US$ 1.865,80 juta, disusul Tiongkok US$ 1.510,78 juta,
dan Singapura US$ 1.113,42 juta dengan
kontribusi ketiganya mencapai 31,10 persen.
Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan
Januari–Oktober 2025 naik sebesar US$ 3.444,30 Juta (32,62 persen) dibandingkan
periode yang sama tahun 2024. Sementara itu, ekspor hasil pertanian, kehutanan,
dan perikanan turun US$ 30,09 juta (minus 6,99 persen), diikuti oleh ekspor
hasil pertambangan dan lainnya turun US$ 0,76 juta (minus 80,00 persen).
B.Perkembangan Impor
Nilai impor Jakarta Januari–Oktober 2025 mencapai US$
65.895,20 juta atau naik 4,54 persen dibanding periode yang sama tahun 2024.
Sejalan dengan total impor, nilai impor nonmigas yang mencapai US$ 63.753,40
juta naik 5,19 persen.
Nilai impor Jakarta pada Oktober 2025 mencapai US$
7.200,49 juta atau naik 1,64 persen dibanding Oktober 2024. Impor nonmigas
Oktober 2025 mencapai US$ 6.947,11 juta, naik 2,01 persen dibanding Oktober
2024.
Dari sepuluh kelompok komoditas dengan nilai impor
terbesar Januari–Oktober 2025, kelompok komoditas yang mengalami peningkatan
terbesar adalah kendaraan dan bagiannya sebesar US$ 1.524,84 juta (26,23
persen). Sementara itu penurunan nilai impor kelompok komoditas terbesar adalah
bahan bakar mineral sebesar US$ 300,34 juta (minus 12,14 persen).
Tiga negara pemasok barang
impor terbesar pada Januari–Oktober 2025 adalah Tiongkok US$ 28.427,08 juta
(43,14 persen), Jepang US$ 6.860,80 juta (10,41persen), dan Thailand US$
4.804,35 juta (7,29 persen).
Menurut klasifikasi golongan penggunaan barang (BEC),
nilai impor barang modal selama Januari–Oktober 2025 meningkat sebesar US$
2.530,19 juta (16,83 persen) dibandingkan
periode yang sama tahun sebelumnya, diikuti oleh peningkatan impor barang
konsumsi sebesar US$ 263,64 juta (3,25 persen), dan bahan baku/ penolong
sebesar US$ 66,89 juta (0,17 persen).