Perkembangan Ekspor dan Impor Provinsi DKI Jakarta September 2025
A.Perkembangan Ekspor
Nilai ekspor Jakarta Januari–September 2025 mencapai US$
12.809,40 juta atau naik 33,64 persen dibanding periode yang sama tahun 2024.
Sejalan dengan total ekspor, nilai ekspor nonmigas yang mencapai US$ 12.782,77
juta naik 33,82 persen.
Nilai ekspor Jakarta pada September 2025 mencapai US$
1.549,32 juta atau naik 24,55 persen dibanding September 2024. Ekspor nonmigas
September 2025 mencapai US$ 1.546,74 juta, naik 24,65 persen dibanding
September 2024.
Dari sepuluh komoditas dengan nilai ekspor terbesar
Januari–September 2025, komoditas yang mengalami peningkatan terbesar adalah
alas kaki sebesar US$ 1.384,01 juta (136,40 persen). Sementara itu penurunan
nilai ekspor komoditas terbesar adalah ikan, krustasea, dan moluska sebesar US$
25,84 juta (minus 3,30 persen).
Ekspor terbesar pada Januari–September 2025 adalah ke
Amerika Serikat yaitu US$ 1.676,61 juta, disusul Tiongkok US$ 1.287,87 juta,
dan Singapura US$ 1.028,28 juta dengan
kontribusi ketiganya mencapai 31,17 persen.
Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan
Januari–September 2025 naik sebesar US$ 3.254,89 Juta (35,51 persen)
dibandingkan periode yang sama tahun 2024. Sementara itu, ekspor hasil
pertanian, kehutanan, dan perikanan turun US$ 23,88 juta (minus 6,18 persen),
diikuti oleh ekspor hasil pertambangan dan lainnya turun US$ 0,76 juta (minus
83,52 persen).
B.Perkembangan Impor
Nilai impor Jakarta Januari–September 2025 mencapai US$
58.694,71 juta atau naik 4,91 persen dibanding periode yang sama tahun 2024.
Sejalan dengan total impor, nilai impor nonmigas yang mencapai US$ 56.806,29
juta naik 5,59 persen.
Nilai impor Jakarta pada September 2025 mencapai US$
6.615,80 juta atau turun 1,16 persen dibanding September 2024. Impor nonmigas
September 2025 mencapai US$ 6.455,92 juta, naik 0,13 persen dibanding September
2024.
Dari sepuluh kelompok komoditas dengan nilai impor
terbesar Januari–September 2025, kelompok komoditas yang mengalami peningkatan
terbesar adalah kendaraan dan bagiannya sebesar US$ 1.564,37 juta (30,89
persen). Sementara itu penurunan nilai impor kelompok komoditas terbesar adalah
bahan bakar mineral sebesar US$ 277,29 juta (minus 12,64 persen).
Tiga negara pemasok barang impor terbesar pada
Januari–September 2025 adalah Tiongkok US$ 25.072,46 juta (42,72 persen),
Jepang US$ 6.180,31 juta (10,53 persen),
dan Thailand US$ 4.283,09 juta (7,30 persen).
Menurut klasifikasi golongan penggunaan barang (BEC),
nilai impor barang modal selama Januari–September 2025 meningkat sebesar US$
2.348,51 juta (17,58 persen) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya,
diikuti oleh peningkatan impor barang konsumsi sebesar US$ 281,28 juta (3,92
persen), dan bahan baku/penolong sebesar US$ 115,06 juta (0,32 persen).