Perkembangan Ekspor dan Impor Provinsi DKI Jakarta Mei 2025
A.Perkembangan Ekspor
Nilai ekspor Jakarta Januari – Mei 2025 mencapai US$
6.864,12 juta atau naik 49,87 persen dibanding periode yang sama tahun 2024.
Sejalan dengan total ekspor, nilai
ekspor nonmigas yang mencapai US$ 6.852,32 juta atau naik 50,29 persen.
Nilai ekspor Jakarta pada Mei 2025 mencapai US$ 1.406,43
juta atau naik 36,75 persen dibanding Mei 2024. Ekspor nonmigas Mei 2025
mencapai US$ 1.403,51 juta, naik 37,31 persen dibanding Mei 2024.
Dari sepuluh komoditas dengan nilai ekspor terbesar
Januari – Mei 2025, komoditas yang mengalami peningkatan terbesar adalah alas
kaki sebesar US$ 1.266,57 juta (6.245,41
persen). Sementara itu penurunan nilai ekspor komoditas terbesar adalah ikan,
krustasea, dan moluska sebesar US$ 32,25 juta (minus 7,17 persen).
Ekspor terbesar pada Januari – Mei 2025 adalah ke Amerika
Serikat yaitu US$ 893,88 juta, disusul Thailand US$ 699,46
juta, dan Tiongkok US$ 686,40 juta dengan
kontribusi ketiganya mencapai 33,21 persen.
Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan
Januari – Mei 2025 naik sebesar US$ 2.291,89 Juta (53,09 persen) dibandingkan
periode yang sama tahun 2024, demikian
juga ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan naik US$ 1,69 juta (0,70
persen). Sementara itu, ekspor hasil pertambangan dan lainnya turun US$ 0,58
juta (minus 93,55 persen).
B.Perkembangan Impor
Nilai impor Jakarta Januari – Mei 2025 mencapai US$
31.312,80 juta atau naik 9,93 persen dibanding periode yang sama tahun 2024.
Sejalan dengan total impor, nilai impor nonmigas yang mencapai US$ 30.199,68
juta naik 10,35 persen.
Nilai impor Jakarta pada Mei 2025 mencapai US$ 6.626,66
juta atau naik 3,52 persen dibanding Mei 2024. Impor nonmigas Mei 2025 mencapai
US$ 6.465,71 juta, naik 3,83 persen
dibanding Mei 2024.
Dari sepuluh kelompok komoditas dengan nilai impor
terbesar Januari–Mei 2025, kelompok komoditas yang mengalami peningkatan
terbesar adalah kendaraan dan bagiannya
sebesar US$ 857,31 juta (34,02 persen). Sementara itu penurunan nilai impor
kelompok komoditas terbesar adalah bahan kimia organik sebesar US$ 35,36 juta
(minus 3,96 persen).
Tiga negara pemasok barang impor terbesar pada Januari -
Mei 2025 adalah Tiongkok US$ 13.066,46 juta (41,73 persen),
Jepang US$ 3.409,21 juta (10,89 persen),
dan Thailand US$ 2.256,71 juta (7,21 persen).
Menurut klasifikasi golongan penggunaan barang (BEC),
nilai impor barang modal selama Januari–Mei 2025 meningkat sebesar US$ 1.582,02
juta (23,97 persen) dibandingkan periode
yang sama tahun sebelumnya, diikuti oleh peningkatan impor bahan baku/penolong
sebesar US$ 910,37 juta (4,99 persen), dan barang konsumsi sebesar US$ 334,82
juta (9,18 persen).