Perkembangan Ekspor dan Impor Provinsi DKI Jakarta April 2025
A.Perkembangan Ekspor
Nilai ekspor Jakarta April 2025 mencapai US$ 1.140,12
juta atau terkontraksi 17,71 persen dibanding Maret 2025. Dibandingkan April
2024 nilai ekspor naik sebesar 41,62 persen.
Ekspor migas April 2025 senilai US$ 2,29 juta,
terkontraksi sebesar 32,25 persen dibanding Maret 2025, atau turun 24,67 persen
dibandingkan ekspor April 2024.
Ekspor nonmigas April 2025 senilai US$ 1.137,83 juta,
turun 17,68 persen dibanding Maret 2025, atau naik 41,87 persen dibandingkan
April 2024.
Peningkatan nilai ekspor komoditas terbesar April 2025
dibandingkan April 2024 adalah alas kaki sebesar US$ 188,06 juta (6.991,08
persen). Sementara itu penurunan nilai
ekspor komoditas terbesar adalah logam mulia dan perhiasan/ permata sebesar US$
38,19 juta (minus 17,34 persen).
Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan
Januari – April 2025 naik sebesar US$ 1.923,06 Juta (57,78 persen) dibandingkan
periode yang sama tahun 2024. Sementara
itu, ekspor dua sektor nonmigas lainnya, yaitu hasil pertanian, kehutanan, dan
perikanan turun US$ 7,03 juta (minus 3,44 persen), diikuti hasil pertambangan
dan lainnya turun US$ 0,26 juta (minus 86,67 persen).
Ekspor terbesar pada Januari – April 2025 adalah ke
Amerika Serikat yaitu US$ 693,33 juta, disusul Thailand US$ 621,77 juta, dan
Tiongkok US$ 552,40 juta dengan
kontribusi ketiganya mencapai 34,22 persen.
B.Perkembangan Impor
Nilai impor Jakarta April 2025 mencapai US$ 6.479,36
juta, naik 8,47 persen dibandingkan Maret 2025 atau naik 33,69 persen
dibandingkan April 2024.
Impor migas April 2025 senilai US$ 191,94 juta, turun
29,05 persen dibandingkan Maret 2025 atau turun 28,63 persen dibandingkan April
2024.
Impor nonmigas April 2025 senilai US$ 6.287,42 juta, naik
10,25 persen dibandingkan Maret 2025 atau naik 37,35 persen dibandingkan April
2024.
Peningkatan nilai impor komoditas terbesar April 2025
dibandingkan April 2024 adalah mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya
sebesar US$ 406,73 juta (47,43 persen).
Sementara itu, penurunan nilai impor terdalam adalah bahan bakar mineral
sebesar US$ 78,84 juta (minus 28,85 persen).
Menurut klasifikasi golongan penggunaan barang (BEC),
nilai impor barang modal selama Januari – April 2025 meningkat sebesar US$
1.369,57 juta (26,84 persen) dibandingkan periode yang sama tahun
sebelumnya, diikuti oleh peningkatan impor
bahan baku/penolong sebesar US$ 1.040,81 juta (7,39 persen), dan barang konsumsi sebesar US$ 191,29 juta (6,62
persen).
Tiga negara pemasok barang impor terbesar pada Januari -
April 2025 adalah Tiongkok US$ 10.210,70 juta (41,36 persen), Jepang US$
2.706,98 juta (10,97 persen), dan Thailand US$ 1.792,24 juta (7,26 persen).